Setelah bertemu banyak tokoh di Sabtu siang tadi, Gubernur DKI Joko
Widodo akan menghabiskan malam minggu di kawasan Monumen Nasional,
Jakarta Pusat. Jokowi, sapaan Gubernur, mengatakan akan hadir di konser
Suara untuk Negeri yang digelar di sana.
Dalam acara itu Jokowi
mengatakan akan mencoba berduet dengan legenda musik Indonesia, Iwan
Fals. "Ya dicoba aja. Duet apa ya? Nyanyi apa? Bongkar ya," kata dia
sambil terkekeh saat ditemui di rumah dinasnya, Sabtu 15 Maret 2014.
Acara
yang digelar salah satu stasiun televisi swasta itu merupakan rangkaian
konser Iwan Fals di beberapa kota Indonesia. Sebelum menyudahi
wawancara, Jokowi mengingatkan wartawan tentang acara yang akan
disambanginya itu. "Nanti sore ya," kata calon presiden dari PDI
Perjuangan itu.
Konser Iwan Fals ini bakal dimulai sekitar pukul
19.00 WIB. Kawasan Monas menurut akun twitter milik Polda Metro Jaya,
@TMCPoldaMetro, sore ini sudah mulai dipadati para penonton konser
tersebut.
Selain Iwan Fals, konser ini juga diramaikan oleh grub band Nidji dan penyanyi Bondan Prakoso.
Minggu, 16 Maret 2014
Konser Ditonton Aher, Ini Tanggapan Iwan Fals
Jakarta, GATRAnews - Iwan Fals kerap menggelar sebuah konser di kediamannya di kawasan Leuwinanggung, Depok, Jawa Barat. Namun pada perhelatan konsernya yang digelar pada akhir pekan lalu, si pelantun Bento tersebut mendapatkan tamu khusus, yakni Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ahmad Heryawan alias Aher. "Dia gubernur yang bagus jadi pemimpin Jabar, makasih lah," tanggap penyanyi bernama asli Virgiawan Listianto tersebut, seperti dilansir Merdeka.com.
"Pak Aher ini temen adik saya. Mudah-mudahan jadi ide buat mimpin Jabar, semoga bisa sayang lagi sama rakyat," Iwan, menambahkan.
Menanggapi pernyataan penyanyi kondang tersebut, seperti dilaporkan situs inilah.com, Aher berujar, "Saya fans Iwan, teman juga ajak ke sini. Tentu lagu-lagu Iwan soal kritik sosial sangat khas. Lagunya sarat nilai, nggak lapuk ditelan jaman. Kalau diperhatikan, ini lagu-lagu lama, lagu awal dan isinya masih relevan sampai sekarang."
Ada yang menduga kehadiran Aher untuk mempromosikan dirinya sebagai pejabat negara yang ingin mencalonkan diri menjadi presiden. Tapi Iwan tidak berpikir ke arah sana, niatan baik Aher untuk dekat dengan warganya ditanggapi positif oleh pelantun lagu-lagu kritik sosial itu.
"Saya nggak pikirin itu, sibuk latihan. Mudah-mudahan pas terpilih jadi presiden saya mau undang di Nyanyian Rakyat, biar mereka tahu di Indonesia masih ada orang baik," papar Iwan.
"Di TV saya tonton orang baik di DPR hanya 5%, rakyat kasihan banget," jelasnya. (EL)
Iwan Fals: Merdeka Itu Tanah Nggak Sewa, Air Nggak Beli
Merdeka bukan berarti rakyat tanah air terbebas dari berbagai harga yang tinggi, hal itu yang dirasakan musisi Iwan Fals. Harapannya, tanah air menjadi tanah tidak sewa dan air tidak beli untuk semua rakyat Indonesia.
Beberapa waktu terakhir perekonomian Indonesia memang sempat bergejolak. Mulai dari BBM, daging, sampai cabe rawit sempat menancapkan harganya di tiang tertinggi.
"Tanah air, harapan saya tanah nggak sewa dan air nggak beli," kata Iwan Fals saat ditemui di kediamannya, Kawasan Cimanggis, Depok, Jumat (16/8) malam.
Oleh karena itu Iwan mengharapkan adanya penataan dalam berbagai aspek yang masih belum rampung. Semua itu demi terciptanya cita-cita negara yang termaktub dalam pembukaan UUD 45.
"Harapan menjadi lebih baik lagi, siap menerima di urus dan mengurus, dan mulai menata. Kalaupun ada yang belum beres, ayo diurus," tandasnya.
Beberapa waktu terakhir perekonomian Indonesia memang sempat bergejolak. Mulai dari BBM, daging, sampai cabe rawit sempat menancapkan harganya di tiang tertinggi.
"Tanah air, harapan saya tanah nggak sewa dan air nggak beli," kata Iwan Fals saat ditemui di kediamannya, Kawasan Cimanggis, Depok, Jumat (16/8) malam.
Oleh karena itu Iwan mengharapkan adanya penataan dalam berbagai aspek yang masih belum rampung. Semua itu demi terciptanya cita-cita negara yang termaktub dalam pembukaan UUD 45.
"Harapan menjadi lebih baik lagi, siap menerima di urus dan mengurus, dan mulai menata. Kalaupun ada yang belum beres, ayo diurus," tandasnya.
Targetkan 4 Juta Penonton, Iwan Fals Ingin Kalahkan Metallica!
Kapanlagi.com - Tak sekadar membuktikan bila sebutan legenda pantas disandang, Iwan Fals juga ingin memecahkan rekor penonton konser Rod Stewart di Brazil. Seperti diketahui konser tersebut dihadiri sebanyak 4 juta penonton."Rekornya Metallica di Moscow itu 2 juta, dan dipecahkan Rod Stewart
di Brazil dengan 4 juta penonton. Saya ingin menembus rekor itu,"
ungkap Iwan di Kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (21/1).
Untuk memuluskan niatnya, Wishnutama selaku CEO Net sekaligus penyelenggara, akan memilih Kemayoran sebagai venue konser Nyanyian Raya berlangsung.
"Tempatnya sementara ini di Kemayoran, di jembatan melintang sehingga mengarah ke arah Utara," jelas Whisnutama.
Saat ini Whisnutama juga tengah mencari opsi lain guna mewujudkan niatnya itu. Diakuinya saat ini ruas jalan Kemayoran menjadi pilihan lantaran kondisi lalu lintasnya yang relatif tak begitu padat.
"Kita masih mencari kemungkinan yang lain. Sementara yang memungkinkan baru di situ. Kalau malem juga nggak terlalu heavy trafficnya," pungkasnya.
Nyanyian Raya merupakan acara puncak dari konser 4 kota bertajuk Suara Untuk Negeri yang juga akan dilakukan Iwan. Empat kota itu adalah Medan, Bandung, Surabaya dan Jakarta. Konser sendiri akan dimulai dari Bandara Polonia Medan pada 26 Januari nanti.
Untuk memuluskan niatnya, Wishnutama selaku CEO Net sekaligus penyelenggara, akan memilih Kemayoran sebagai venue konser Nyanyian Raya berlangsung.
"Tempatnya sementara ini di Kemayoran, di jembatan melintang sehingga mengarah ke arah Utara," jelas Whisnutama.
Saat ini Whisnutama juga tengah mencari opsi lain guna mewujudkan niatnya itu. Diakuinya saat ini ruas jalan Kemayoran menjadi pilihan lantaran kondisi lalu lintasnya yang relatif tak begitu padat.
"Kita masih mencari kemungkinan yang lain. Sementara yang memungkinkan baru di situ. Kalau malem juga nggak terlalu heavy trafficnya," pungkasnya.
Nyanyian Raya merupakan acara puncak dari konser 4 kota bertajuk Suara Untuk Negeri yang juga akan dilakukan Iwan. Empat kota itu adalah Medan, Bandung, Surabaya dan Jakarta. Konser sendiri akan dimulai dari Bandara Polonia Medan pada 26 Januari nanti.
Iwan Fals Siap Buktikan Dirinya Pantas Disebut Legend
Sebutan musisi legend di beberapa artikel media rupanya membuat seorang Iwan Fals merasa malu. Oleh karena itu ia ingin membuktikan kalau julukan legend memang pantas disandang lewat konser bertajuk Nyanyian Raya.
Diketahui, Nyanyian Raya merupakan acara puncak dari konser 4 kota bertajuk Suara Untuk Negeri yang juga akan dilakukan Iwan. Adapun 4 kota itu adalah Medan, Bandung, Surabaya dan Jakarta.Konsernya sendiri akan dimulai dari Bandara Polonia Medan pada 26 Januari nanti.
"Kalau memang saya legend kita buktikan, seperti apa kata teman-teman. Kalau memang benar, yuk datang ke Nyanyian Raya, biar saya yakin saya adalah legend," kata Iwan di Kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (21/1).
Tanpa adanya pembuktian lewat sebuah konser besar, Iwan mengaku malu jika dicap sebagai penyanyi legendaris. Di depan CEO Net, Wishnutama Kusubandio, Iwan mengaku akan membuktikan artikel awak media tentang julukan itu.
"Kalau cuma ditulis di kertas saja saya merasa malu. Makanya konser nanti saya terdorong dan terbakar ingin membuat nyanyian raya. Saya ingin membuktikan tulisan teman-teman media soal legenda tersebut
Ahmad Heryawan Kagum Dengan Loyalitas OI
Iwan Fals
Kapanlagi.com - Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan mengaku kagum dengan OI (fans Iwan Fals), pasalnya konser yang digelar di kediaman Iwan Fals dipadati oleh para fans. Sebanyak 3000 penonton hadir dalam pertunjukan yang rutin diselenggarakan Iwan itu.
Kekaguman Aher sapaan akrab Ahmad Heryawan itu bertambah, ketika melihat
loyalitas OI untuk tetap di tempat walau hujan mengguyur mereka.
"Kita lihat tadi, loyalis Iwan luar biasa kalahin loyalis partai. Kalau loyalis partai hujan tuh bubar, ini nggak. Saya dateng tadi, pas hujan mereka tak bergeming, bertahan nggak keluar dari lokasi. Ini luar biasa," katanya saat ditemui di Leuwinanggung, Depok, Jawa Barat, Sabtu (1/3).
Menurut Ahmad Heryawan, musik bisa menjadi alat pemersatu dari perbedaan yang ada di Indonesia. Dan Iwan Fals bisa melakukan hal itu dengan musik-musik yang dimainkannya.
"Ini tandanya musik harus jadi ikon persatuan kita, lewat musik bisa gembira bersama, bahagia bersama, tanpa sekat perbedaan, partai, ormas, ras, hilang semua dengan musik," tandasnya.
"Kita lihat tadi, loyalis Iwan luar biasa kalahin loyalis partai. Kalau loyalis partai hujan tuh bubar, ini nggak. Saya dateng tadi, pas hujan mereka tak bergeming, bertahan nggak keluar dari lokasi. Ini luar biasa," katanya saat ditemui di Leuwinanggung, Depok, Jawa Barat, Sabtu (1/3).
Menurut Ahmad Heryawan, musik bisa menjadi alat pemersatu dari perbedaan yang ada di Indonesia. Dan Iwan Fals bisa melakukan hal itu dengan musik-musik yang dimainkannya.
"Ini tandanya musik harus jadi ikon persatuan kita, lewat musik bisa gembira bersama, bahagia bersama, tanpa sekat perbedaan, partai, ormas, ras, hilang semua dengan musik," tandasnya.
Jelang pemilu, Iwan Fals suarakan untuk tidak golput
Tak lama lagi Indonesia akan menggelar pesta demokrasi, 9
April 2014 mendatang masyarakat Indonesia akan menentukan nasib
negaranya untuk 5 tahun ke depan. Untuk itu pemerintah mulai
mengkampanyekan agar masyarakat untuk menggunakan hak suaranya. Hal itu
juga disuarakan oleh musisi legendaris, Virgiawan Listanto atau yang
lebih dikenal dengan nama Iwan Fals.
Dalam konsernya yang digelar di silang Monas Jakarta, pelantun Bongkar itu meminta kepada penonton yang menyaksikan aksinya itu untuk tidak Golput.
"Pesta demokrasi sebentar lagi dimulai. Pilih wakil rakyat, lalu pilih Presiden. Ayo gunakan hak suara," serunya lewat rekaman video yang diputar di sebuah layar raksasa, Sabtu, (15/3), di atas panggung Konser Suara Untuk Negeri, Silang Monas, Jakarta Pusat.
Bagi Iwan, satu suara itu mempunyai harapan yang bisa digantungkan kepada pemimpin yang akan menjalankan roda pemerintahan nanti. "Satu suara adalah satu harapan. Kalau ada 10 juta orang berpikir begitu (golput), maka akan ada 10 juta orang kehilangan harapan," katanya.
Iwan juga mengharapkan agar masyarakat tidak berpikir kalau Pemilu itu ribet dan merepotkan. Rasa malas untuk menuju ke TPS pagi-pagi harus dihilangkan.
"Pemilu ribet, mendingan tiduran. Nah, ini bentuk kemalasan. Bangun pagi kan sehat, bisa naik sepeda ke TPS, sekalian olahraga. Toh pemilu 5 tahun sekali kan," tandasnya.
Dalam konsernya yang digelar di silang Monas Jakarta, pelantun Bongkar itu meminta kepada penonton yang menyaksikan aksinya itu untuk tidak Golput.
"Pesta demokrasi sebentar lagi dimulai. Pilih wakil rakyat, lalu pilih Presiden. Ayo gunakan hak suara," serunya lewat rekaman video yang diputar di sebuah layar raksasa, Sabtu, (15/3), di atas panggung Konser Suara Untuk Negeri, Silang Monas, Jakarta Pusat.
Bagi Iwan, satu suara itu mempunyai harapan yang bisa digantungkan kepada pemimpin yang akan menjalankan roda pemerintahan nanti. "Satu suara adalah satu harapan. Kalau ada 10 juta orang berpikir begitu (golput), maka akan ada 10 juta orang kehilangan harapan," katanya.
Iwan juga mengharapkan agar masyarakat tidak berpikir kalau Pemilu itu ribet dan merepotkan. Rasa malas untuk menuju ke TPS pagi-pagi harus dihilangkan.
"Pemilu ribet, mendingan tiduran. Nah, ini bentuk kemalasan. Bangun pagi kan sehat, bisa naik sepeda ke TPS, sekalian olahraga. Toh pemilu 5 tahun sekali kan," tandasnya.
Iwan Fals Ajak Masyarakat Agar Tak Golput
JAKARTA - Penyanyi
senior, Iwan Fals mengajak masyarakat Indonesia agar tak Golput dalam
pemilu 2014. Hal itu diserukan Iwan lewat 'Konser Suara Untuk Negeri'
yang disiarkan secara langsung dari Silang Monas, Jakarta, Sabtu (15/3)
malam.
"Pesta demokrasi sebentar lagi dimulai, jangan sampai kita Golput," ajak Iwan sebelum membawakan sebuah lagu.
Dalam konser itu, pelantun lagu 'Oemar
Bakri' ini punya cara tersendiri untuk mengajak masyarakat agar tidak
Golput. Yakni dengan memerankan dua karakter yang berbeda.
Satu karakter dilayar sebagai masyarakat
yang apatis terhadap Pemilu dan satu lagi karakter yang mengajak agar
tidak Golput. "Mau pemilu aja ribet, mending tidur aja bangun siang,"
kata Iwan yang berada ditampilan layar.
"Eh, bangun pagi itu sehat, jalan-jalan ke TPS terdekat, trus pilih pemimpin untuk lima tahun ke depan," timpal Iwan Fals.
Iwan juga mengingatkan agar masyarakat
mau mengenal semua Cawapres agar tak salah memilih. "Milih pemimpin itu
kayak cari jodoh aja, harus teliti. Nah Capresnya juga harus buat
program yang bagus untuk rakyat, jangan cuma ngomong dan janji saja,"
sindir Iwan mengingatkan.
"Satu suara kita, itu satu harapan
bangsa. Kalau ada 10 juta orang kayak gitu (Golput) gimana? Jangan
nyoblos yang aneh-aneh. Ini waktunya kita bicara dan memilih pemimpin
sesuai hatinurani kita," imbuh Iwan.
Jumat, 14 Maret 2014
Bento berHio-Hio memBongkar Babadotan
Hari Jumat malam menjadi hari yang
dinantikan oleh para penggemar Iwan Fals. Kick Andy, acara talkshow yang
dipandu oleh Andy F. Noya, akan menjadi saksi penampilan Iwan Fals,
yang sudah lama “dilamar” Bang Andy untuk tampil dalam acaranya. Acara
ini ditayangkan di Metro TV pada mulai pukul 22.30 WITA. dan ditayangkan
ulang hari Minggu pukul 16.30 WITA. Acara yang diberi judul “Akhirnya Iwan Fals Bicara”
tersebut, dibuka oleh Andy F. Noya dan kemudian memanggil Iwan Fals dan
disambut oleh semua penonton. Iwan Fals kemudian menyanyikan lagu yang
terkenal “Bongkar”, yang diciptakan tahun 1989, yang bercerita tentang
beberapa peristiwa menyedihkan, seperti Kedung Ombo, Way Jepara dan
Kasus Kacapiring yang akhirnya banyak menuai celaan dari pemerintah
Orde Baru.
Lagu-lagu Iwan Fals memang sarat akan
kritik-kritik sosial. Iwan Fals yang mengaku tidak mengerti politik
malahan banyak mencipta dan menyanyikan lagu-lagu yang berisi
kritik-kritik yang ditujukan ke penguasa saat itu. Lagu yang diciptakan
baik individu maupun digarap bersama rekan-rekannya muncul dan mengalir
begitu saja. Seperti pengakuannya atas lagu “Oemar Bakri” yang semula
hendak diberi judul “Abdul Gani”, bahwa makna dari lagu tersebut
dianalisis Iwan Fals setelah lagu itu muncul.
Banyak hal yang menarik dari sosok Iwan
Fals. Nampaknya patut diberi apresiasi bahwa melalui lagu-lagunya, Iwan
Fals yang kebanyakan berisi kritik ke Orde Baru, namun tidak membenci
pemimpin negara kala itu, malahan bersyukur dan berterima kasih sebab
karena era itulah, Iwan Fals menjadi besar dan muncul lagu-lagu seperti
Guru Oemar Bakrie, Wakil Rakyat, Bento, Bongkar dan sebagainya. Meskipun
berterima kasih, namun bukan berarti Iwan Fals setuju dengan segala
tindakan Orde Baru selama berkuasa.
Saya tidak terlalu “nggathok” lagu-lagu
Iwan Fals dan sejarah perjalanan hidupnya. Namun melihat penampilan
Babadotan yang digawangi oleh Iwan Fals, Egy dan Gum-Gum Gumilar yang
menyanyikan lagu “Gembala Sapi”, saya bisa merasakan aura bahwa kelompok
tersebut sangat diperhitungkan kualitasnya, terbukti semua penonton pun
terpukau oleh penampilan Babadotan.
Tampil dengan penuh canda tawa dan
rileks, Iwan Fals dan Andy F. Noya pun sering membuat penonton tertawa.
Seperti ketika Iwan Fals mengatakan sedang membayangkan seandainya
rambut Andy direbonding. Atau ketika awal acara, Andy mengatakan bahwa
Iwan Fals terlalu sombong karena telah menanti Iwan Fals untuk tampil
dalam acaranya sejak 2 tahun yang lalu, bahkan relakan menyambangi rumah
Iwan Fals langsung.
Ada banyak hal yang dibongkar pada acara
tersebut. Namun satu hal yang membuat saya terkesima adalah kesetiaan
dan perjuangan pasangan Iwan dan istrinya beserta dengan keluarganya.
Sebuah situasi yang tidak enak apabila salah satu anggota keluarga
dengan sangat kritis berekspresi melalui lagu yang berisi kritik-kritik
sosial ke penguasa. Tentu, ada banyak ancaman-ancaman yang dihadapi.
Atau ketika Iwan Fals harus kehilangan
anaknya yang pertama, Galang Rambu Anarki, di tahun 1997. Sebuah pukulan
yang hebat untuk keluarga Iwan Fals karena kehilangan putra sulungnya,
selain itu Iwan Fals juga belum sempat menunjukkan “kebesarannya” ke
Galang, karena Galang pernah mengatakan bahwa Iwan Fals kecil. Peran
seorang istri tidak bisa dilepaskan dari nama besar Iwan Fals.
Semoga kesaksian hidup Iwan Fals bisa memberikan inspirasi kepada semua orang, sebagaimana lagu “HIO”
yang dinyanyikan Iwan Fals sambil mengajak Andy F. Noya berjoget dan
mengajak para penonton bersorak “Hio, Hio, Hio”, dan beberapa kali kata
itu diganti dengan “Andy, Andy, Andy”, tatkala mengakhiri acara Kick
Andy.
Beberapa Dokumentasi Lirik Lagu iWan Fals YANG tidak bEredAr
Bunga kayu DibErada
Ada malam tak berbintang
Ada siang yang dingin
Kenapa kau mesti bimbang?
Karena soal kemarin
Bunga kayu di beranda
Warnanya merah dan putih
Kursi kosong yang menunggu
Siapa yang duduk disitu?
Malam yang tak berbintang pasti tak kekal
Siang hari yang dingin juga tak kekal
Kamu yang sedang bimbang duduklah disitu
Tinggalkan yang kemarin jangan disimpan
Bunga kayu di beranda
Warnanya mulai memudar
Hmmmm… mmmmm…
Malam yang tak berbintang pasti tak kekal
Siang hari yang dingin juga tak kekal
Kamu yang sedang bimbang duduklah disitu
Tinggalkan yang kemarin jangan disimpan (2x)
Ada malam tak berbintang
Ada siang yang dingin
Kenapa kau mesti bimbang?
Karena soal kemarin
Oh IndonEsia
Sebentar lagi PEMILU
Orang - orang masuk ke kotak suara
Untuk mencari pemimpin baru
Untuk mendapatkan gairah baru
Sebentar lagi PEMILU
Sedangkan aku masih ragu
Untuk mencoblos salah satu
Karena penguasa menginginkan status Quo
Sebelum PEMILU
Orang - orang sudah pada ribut
Politisi, polisi dan tentara kalang kabut
Penguasa, pengusaha dan semua pasang kuda - kuda
Sementara gossip yang beredar
SOEHARTO adalah BOS MAFIA
Gerombolan mahasiswa, penganggur dan buruh menjadi massa
Bergelombang – gelombang menginginkan perubahan
Para cendekiawan memuntahkan peluru dari mulutnya
Sementara aku dan istriku hampir setiap hari bersenggama
Empat periode Soeharto jadi presiden
Lebih hebat dari Marcos menyaingi Fidel Castro
Orang ingin presiden ganti
Tapi orang juga mau Soeharto terus
Orang sudah bosan, tapi orang juga bingung cari pengganti
Lantas aku berpikir kalau Soeharto MATI
Apa jadinya REPUBLIK atau KERAJAAN ini?
Pasti orang berkelahi untuk menjadi pengganti
Lebih baik SOEHARTO dijadikan MUMMY dan didudukan di kursi
Oh Indonesia dalam pembangunan ekonomi
Oh Indonesia TANAH AIR PARA FAMILY
Sementara banyak rakyatnya menjadi kuli di negeri sendiri
Oh Indonesia dalam pembangunan keadilan
Oh Indonesia TANAH AIR PARA HARTAWAN
Sementara banyak rakyatnya menjadi korban anjing piaraan
Oh Indonesia dalam pembangunan kerohanian
Oh Indonesia TANAH AIR PARA KORUPTOR
Sementara banyak rakyatnya hidup di tempat yang kotor
Oh Indonesia dalam pembangunan keamanan
Oh Indonesia TANAH AIR PARA JAGOAN
Sementara banyak rakyatnya dirampok, diperkosa dan disingkirkan
Oh Indonesia dalam pembangunan pendidikan
Oh Indonesia TANAH AIR PARA PENJIPLAK
Sementara banyak rakyatnya dicekoki tukang tipu di televisi...
Aku Tak Punya Apa Apa
Kita semua tahu, Galang adalah kebanggaan dan harapan buat Iwan Fals. Perasaan yang mendalam karena kehilangan menyebabkan Iwan Fals menyendiri, merasa gagal sebagai orang tua. Namun pada akhirnya Iwan Fals bisa bangkit dan terus berkarya seperti sekarang.
Setelah sekian lama menunggu
Akhirnya datang juga giliranku
Setelah semuanya habis terkuras
Setelah tak ada lagi harapan
Pada saat semangatku bergolak
Pada saat nafsuku mendidih
Aku jatuh impianku hancur berkeping – keping
Sampai aku tak berani lagi berharap
Aku jalani saja hidup ini tanpa suka tanpa duka
Dari waktu dari waktu aku tak mau tahu
Kini kau datang menggodaku untuk bercerita
Lalu kuceritakan saja semua yang kutahu
Aku tak punya apa – apa
Bukan aku mengeluh apalagi mengiba
Memang aku punya apa – apa
Kuceritakan itupun karena kau minta
Kadang aku merasa masihkah aku menjadi manusia
Kadang aku berpikir benarkah aku tersingkir
Sedangkan pintu – pintu sudah terbuka
Cerita pun belum berakhir
Aku tak ingin apa – apa
Bukan aku berontak apalagi menghina
Memang aku tak ingin apa – apa
Kuceritakan itu pun karena kau minta
Aku tak bisa apa – apa
Bukan aku merendah apalagi jumawa
Memang aku tak bisa apa – apa
Kuceritakan itu pun karena kau minta
Anak Cendana (Pola Hidup Sederhana)
Iwan Fals (1978)
Anggrek anggrek subur
Dalam taman yang berpagar peluru
Cengkeh kopi dan teh
Serta banyak pabrik di pelosok negeri ini kau punya
Tak kan habis harta tuan tuk tujuh turunan
Pola sederhana itu yang kau minta
Bagi kami hidup berdagang
Bagi kami hidup bertani
Bagi kami pegawai negeri
Bagi kami gelandangan keki
Bagi kami pelacur kelas tinggi
Serta bagi kami yang ABRI
Pola sederhana kan kami lakukan
Asal tuan sudah melakukan
Asal tuan sudah melakukan
Semar Mendem
Iwan Fals (1978)
Dengan langkah tegap berjalan
Seorang pria gendut ubanan
Kau menyusuri lorong pasar
Dikawal ratusan kamera para wartawan
Untuk bahan obrolan buat isi koran
Gemetar para pedagang
Waktu melihat Semar datang
Mengoreksi harga makanan
Mengoreksi harga makanan
Langsung harga turun sekejap
Karena takut Semar menindak
Ibu pejabat yang ikut rombongan
Wah kebetulan mumpung ada teman
Harga barang turun dirasakan
Setelah Semar selesai
Mengoreksi harga makanan
Terpampang dalam surat kabar
Dengan resmi dia umumkan
Harga sembilan bahan pokok tiada perubahan
Ketika ku belanja di pasar
Kaget melihat harga barang
Lalu kuhampiri seorang pedagang
Dan kutanyakan
Siti Sang Bidadari
Iwan Fals, Totok Gunarto, Helmie (1978)
Bedug Maghrib berbunyi keras sekali
Waktu itu aku sudah terbuai mimpi
Mimpi bergumul mesra dengan bidadari
Yang bernama Siti
Nikmat nian aku terbuai mimpi
Lupa pintu kamar mandi untuk dikunci
Pas pukul dua pagi datang maling
Yang tahu diri
Hilang sikat gigi
Hilang pasta gigi
Hilang sabun gigi
Hilang handuk gigi
Yang hilang memang serba gigi
Tapi justru yang hilang gigi
Aku keki
Aku cinta negeri ini
Aku puja negeri ini
Aku manja negeri ini
Aku sayang negeri ini
Makanya aku buat lagu ini
Negeri kita cantik
Bagai bidadari yang bernama Siti
Sehingga banyak diincar kaum lelaki
Negeri kita nikmat
Bagai rendang Padang buatan Gozali
Sehingga banyak yang makan gak bayar terus lari
Atau mungkin ekonomi Indonesia
Sudah kemasukan para pencuri
Itu terbukti
Belum tuntasnya kasus Budiaji
Itu terbukti
Tenang tenang saja sikap POLRI !
Lindungi Tuhan, lindungi kami dari para pencuri amiin !!
Demokrasi Nasi
Iwan Fals (1978)
Ada lagi sebuah perkara
Tentang nyawa manusia
Kisah ini memang sudah lama
Tapi benar terjadi
Anak seorang menteri
Membuat onar lagi
Menembak sampai mati
Kok nggak ada sangsi?
Tentu bukan sesuai dengan undang-undang
Di negeri ini yang katanya demokrasi
Lain lagi dengan orang biasa
Bila mereka curiga
Langsung masuk penjara
Tanpa bukti nyata
Mengapa?
Mengapa?
Undang-undang tampaknya sakit perut
Tuan tolong panggilkan dokter ahli
Untuk Indonesia yang bisa hidupnya
Mungkin terkena wabah kolera
Undang-undang tampaknya sedang sakit
Tuan tolong panggilkan dokter ahli
Untuk Indonesia
Mungkin terkena wabah selesma
Kemarau
Kemarau pasti datang
Tak mungkin ditentang
Tanah kering kerontang
Ilalang terbakar
Kehidupan merindukan air
Hawa panas sampai ke sumsum
Amarah mencoba menembus hari
Tergoda bertahan
Tergoda melawan
Kekalutan melanda situasi resah
Kemarau di hati butuh dimengerti
Karena air sulit dicari
Kemarau di hati butuh dimengerti
Kemarahan menjalar berpijar pijar
Karena api datang menyambar nyambar
Berlomba, berlari
Terkapar, terinjak injak
Mengalir, bencana
Menahun, berulang
Meleleh air mata jangan disimpan
Menggantikan hujan yang diharapkan
Meleleh air mata jangan disimpan
Biarkan membasahi tanah hitam tercinta
Lapar tercampak diujung malam
Bulan bintang cemerlang hanya menyaksikan
Hukum alam berjalan menggilas ludah
Hukum Tuhan katakan “Sabar!”
Lagu Sedih
Lagu sedih anak perawan
Menunggu pacarnya datang
Didepan sebuah pertokoan
Dibawah halte penuh coretan
Lagu sedih perjaka ting ting
Ingin disebut jagoan
Melihat temannya terkapar
Mati didalam comberan
Kisah hari hari kota besar
Menghiasi hati yang diburu
Habis disapu industri
Merubah hati menjadi mesin
Lagu sedih
Berbuih buih
Lapar sayang
Ingin disayang
Lagu sedih ibu yang sepi
Sebab suaminya bosan
Mengharap belaian sayang
Yang tulus penuh pengertian
Lagu sedih bapak yang angkuh
Sebab pekerjaannya kisruh
Pergi ketempat hiburan
Menghamburkan uang curian
Kisah hari hari kota besar
Menghiasi hati yang diburu
Habis disapu industri
Merubah hati menjadi mesin
Lagu sedih
Berbuih buih
Lapar sayang
Ingin disayang
Lagu sedih
Semakin perih
Haus sayang
Ingin disayang
Kembali Ke Masa Lalu
Aku ingin kembali ke masa lalu
Berjalan dari warung ke warung
Berjalan dari rumah ke rumah
Berada disetiap tempat sampah
Begadang, main gitar, mabuk, nyanyi
Setelah itu bercanda dengan para pelacur
Aku ingin kembali ke masa lalu
Ke masa kesalahan menjadi kebanggaan
Waktu itu aku bebas aku lepas
Aku bisa teriak sekeras aku suka
Aku bisa menangis secengeng aku mau
Langkahku ringan rasanya terbang
Aku paling suka mencari perhatian
Segala cara aku lakukan
Tak ada beban tak ada dosa
Tak ada yang aku risaukan
Paling paling hanya hari depan
Dan dituduh P K I
Mencari Kata-Kata
Iwan Fals (1998)
(
Kehidupan seorang manusia selalu melamun
Dan apa yang dilamunkan
Apa yang dilamunkan itu salah satu terwujud
Seperti lamunanku yang mencari kata-kata
Bangun tidur layaknya seorang petani
Kalau petani mengambil cangkul
Aku mengambil gitar dan mencari kata-kata
Dan selalu mencari kata-kata
Kata-kata sangat bermanfaat bagiku
Dan kata-kata yang membuat kehidupanku terwujud
Mencari kata-kata
Dan selalu mencari kata-kata
Tiap hari aku mencari kata-kata
Mencari kata-kata
Joned
Iwan Fals (1993)
(
Sakit hati prajurit tua Mohamad Joned
Sumpah serapah yang keluar 'monyet'
Nasibnya sial
Karirnya sial
Puluhan tahun dia lewati
Puluhan tahun dia mengabdi
Kepala buat kaki
Jurit Joned bersabarlah sampai mati
Oii jangan frustasi
Oii badanmu kurus nanti
Oii jangan iri
Jurit Joned emang mereka turunan 'nyomet'
Kembanglah sang otak
Geraklah bergerak
Bangkitlah sang nyali
Jurit Joned menyanyi lagi
Kembanglah sang otak
Geraklah bergerak
Bangkitlah sang nyali
Jurit Joned menyanyi lagi
Aua aua..au
Yang pasti hidup ini keras
Tabahlah terimalah
Lindas melindas sudah lepas landas
Lepas landas sudah tergilas gilas
Joned awas ada BOM….
Joned awas ada BOM….
Joned awas ada BOM….
Sakit hati prajurit tua Mohamad Joned
Sumpah serapah yg keluar 'monyet'
Nasibnya sial
Karirnya sial
Puluhan tahun dia lewati
Puluhan tahun dia mengabdi
Jurit Joned bersabarlah sampai mati
Jangan frustasi
Jangan iri
Jurit Joned emang mereka turunan 'MONYET'
Anissa
Iwan Fals (1986)
(
April pertama kali aku mulai rasa
Diperut istriku ada nafas
Saat gelisah marah dan takut menyatu
Dua belas hari aku dijamu polisi melulu
Namun semua lewatlah sudah
Batin ibu dan ayahmu selamat
Sementara Tuhan tetap teruskan niatnya
Berkembanglah benih di rahim istriku
Juli bulan keempat amuk api di Penjaringan
Hanguskan jiwa saudaramu nak
Dua puluh ribu orang dikotak katik taktik
Namun benarkah taktik hanya isyu
Tetapi ayah tak sanggup berbuat apa - apa
Sebabnya engkau tahu ayah bukan Superman
Jiwaku yang merintih melihat mereka yang gusar
Walau begitu api kian membesar
Dua belas September bulan berikutnya
Saat degup jantungmu semakin jelas
Di Tanjung Priok sana ada orang marah
Penjuru Jakarta dicumbu resah
Sementara setelah itu
Semua orang takut buang hajat juga takut
Begitu banyak kantong plastik yang tersebar
Siap janjikan maut disetiap jengkal tanah air kita
Akhir Oktober tujuh bulan usiamu
Tanpa sajen rujak tujuh rupa
Bagaimana mungkin adakan selamatan
Banyak pasar yang tutup sebab Cilandak meledak (kena mortir)
Anakku nomor dua cukup istimewa
Waktu dalam perut semua orang pada ribut
Banyaknya peristiwa menyambut tangismu
Sadarilah sadari sadarilah oh... Anissa
Cepatlah besar matahariku
Menangis yang keras janganlah ragu
Tinjulah congkaknya dunia buah hatiku
Doa kami di nadimu
Cepatlah besar matahariku
Menangis yang keras janganlah ragu
Hantamlah sombongnya dunia buah hatiku
Doa kami di nadimu
Sketsa Setan Yang Bisu
Iwan Fals (single 2000)
(dibawakan live pada munas Oi tahun 2000)
Transaksi narkoba ada dimana – mana
Di perkampungan, di perumahan, di pesantren, di sekolahan
Di tempat hiburan, di kejaksaan bahkan di dalam penjara sekalipun
Bagai wabah buktinya pun bercecaran di mana – mana
Operasi narkoba apakah benar – benar bisa menyelesaikan persoalan
Atau bahkan bukan malah menjadi bagian dari promosi
Narkoba adalah gaya hidup, narkoba adalah ajang bisnis
Untuk sebagian orang, narkoba adalah jalan keluar
Dari hidup yang kian hari bertambah sumpek
Bagi para pecandu, narkobalah tuhannya
Bagi para bandar, narkoba adalah bisnis yang menggiurkan
Bagi para penegak hukum, narkoba adalah ceperan yang vital
Bagi para produser, apa sih maksudnya ?
Narkoba harus ditata, agar bisa jadi devisa
Devisa jasmani, devisa rohani, devisa Negara Indonesia
Narkoba harus bersuara, punya saluran yang resmi
Agar semuanya bisa menjadi lebih jernih
Dan tidak menjadi setan membisu
Lagu ini lagu bekas pecandu
Semoga bisa menjadi solusi
Narkoba perlu pemecahan yang bermutu
Agar tidak menjadi perang abadi
Repot Nasi (sami mawon)
Iwan Fals (single 2005)
(
Aku mendengar suara, tak ada wajahnya
Seribu doa – doa di atas kepala
Mencari suara dari dalam qalbu
Sulit rasanya kudengar suaranya ... kudengar suara
Hanya sampai dijakun saja ... Repot nasi !!!!!
Mencari kata – kata
Mencari kata – kata
Entah dimana apakah menempel di langit – langit tenda ???
Mencari teman dalam bersilat lidah
Mencari suara
Mencari suara
Tak ada makna menyanyi saja ... menari saja
Leher bergerak pun tak apa
Tapi sebelum tidur jangan lupa berdoa
Kadang – kadang sembuhkan luka dalam diri
Doa apa saja ... nyanyi apa saja
Doa atau nyanyi .... sami mawon
Ribuan kilo ribuan kilo sekilo seribu
Ada langka seribu ... ada langka pertama
Sebelum kedua sebelum ketiga sebelum keempat sebelum kelima
Semoga mimpi indah
Mencari kata – kata ... mencari suara
Ternyata tak perlu dicari, Ia datang sendiri
Seperti warna – warni dalam lukisan kita
Ia melukis sendiri ... ia bercerita sendiri
Ia .. ia .. ia.. aku dan kau sama ... sami mawon
Mencari kata – kata tak ada koma tak ada isi
Tak ada tanda seru
Tak tanda tanya tanda kutif pun tak apa – apa
Mencari kata – kata ternyata cape juga
Maumere
Iwan Fals (Single 1993)
(
Maumere ... Maumere ...
Sika ngada ende Flores Timur bersedih
Maumere ... Maumere ...
Sika ngada ende Flores Timur menangis
Sika ngada ende Flores Timur menangis
Lagu sedih nyanyian sedih
Irama sedih tarian sedih
Irama sedih tarian sedih
Maumere ... Maumere ...
Sika ngada ende Flores Timur bersedih dan menangis
Badai tsunami dan gempa bumi
Maumere ... Maumere ...
Sika ngada ende Flores Timur bersedih dan menangis
Pikiran - pikiran kotor menyingkirlah
Hati yang kotor menyingkirlah
Maumere ... Maumere ...
Malam Sunyi
Iwan Fals / Al-Zastrouw Ngatawi (Single)
(
Allaahumma sholli wasallim wabaarik alaih
Allaahumma sholli wasallim wabaarik alaih
Malam hening sejuk sunyi
Langit cerah menaungi
Atap kehidupan nyata
Tak tembus terpandang mata
Ini sajadah panjangku
Tunduk sujud menghadap-Mu
Bisikan asma yang agung
Taqarub mengharap ridho-Mu
Allaahumma sholli wasallim wabaarik alaih
Allaahumma sholli wasallim wabaarik alaih
Pancaran nur suci gerbang pengampunan
Sembah sujudku hanya pada-Mu
Jasad mengitari lingkaran yang suci
Hidup matiku hanya untuk-Mu
Allaahumma sholli wasallim wabarik alaih
Allaahumma sholli wasallim wabarik alaih
Pancaran nur suci gerbang pengampunan
Sembah sujudku hanya pada-Mu
Jasad mengitari lingkaran yang suci
Hidup matiku hanya untuk-Mu
Yaa Rabbi
Hidup matiku sembah sujudku hanya untuk-Mu
Kapal Bau Pesing
Kereta didorong matahari menghadap bulan
Orang orang tidur di gelandang kapal
Lampu lampu suar kerlap kerlip
Memberi isyarat
Mengepung imaji
Warnanya kuning dan hijau
Yang lain mengintip dari jauh
Tukang foto yang foto
Peluit kapal berbunyi
Bulan sabit pindah ke samping
Bentuknya seperti celurit melentang
Laut kotor sampah plastik limbah kaleng menari
Kapal bau pesing
Suara mesinnya seperti air mendidih
Suara mesinnya seperti air mendidih
Tali kapal dilempar
Orang orang bergegas turun
Nelayan kali menjaring ikan di kali berkali kali
Berjalan di berebatu yang lain
Kadang kadang tubuhnya setengah badan basah terendam
Di air tenang ia melempar jaring
Sebab biasanya di sana ikan ikan berenang
Dari celah celah batu ikan mengintip
Nelayan kali mandi di air deras
Dari tadi ikan belum juga didapat
Penggali pasir menggali berkali kali
Ada yang tua ada yang muda
Kemudian pasir dipisah pisah
Atas bak truk terbuka mengangkutnya ke toko
Anak anak kecil ada yang menyelam berkali kali
Sambil bercanda setelah memancing berkali kali
Aku menjemur pakaian di atas batu
Pikiran dan perasaanku dipenuhi oleh air kali
Mengambang mencari makan melawan arus berkelompok
Makna Hidup Ini
Aku tak mengerti aku tak mengerti
Apa sesungguhnya makna hidup ini
Semua yang terjadi seperti serupa
Pagi yang bernyanyi akhirnya harus pergi
Aku nyatanya tak berdaya
Ingin mencoba mengerti walau tak mengerti
Harus kujalani harus tak mengeluh
Mungkin jawabannya
Adalah persoalan itu sendiri
yaya yaya yaya
yaya yaya yaya
Halau hangat tubuhku dan alunan lagu
Menemani aku dalam perjalanan
Menyebrangi sungai menerangi lautan bosan
Pasti kunikmati rasa sepi ini
Ingin ku membagi tapi tak berbagai
Keluh kesah ini milik aku sendiri
Nyanyian ini sekedar air untuk terbakar
Sebagai kaki pelepas hati yang selalu was was
Suara sang penyelamat untuk hidup sesaat
Masuk dari jendela di bawah pintu
Bangkitkan gairah bangkitkan jiwa yang tidur
Kenyataan hidup hampir saja redup
Nyatakan Saja
Nyatakan saja apa yang terasa
Walau pahit biasanya
Jangan disimpan jangan dipendam
Merdekakan jiwa
Bersuaralah kawan
Bagai ombak dilautan
Pasti lega hatimu
Jangan lagi ragu
Bersuaralah kawan
Bagai ombak dilautan
Pasti lega hatimu
Jangan lagi ragu
Walau diam adalah emas
Yang jelas diam adalah diam
Diamlah diam kalau kau suka
Tetapi kenyataan harus dinyatakan
Katakan saja
Apa yang terasa
Jangan disimpan
Jangan dipendam
Katakan saja
Semua yang terasa
Selamat Tinggal Ramadhan
Selamat tinggal ya Ramadhan
Bulan suci bulan yang penuh berkah
Bulan dimana kita kembali dilahirkan
Sebulan penuh kita berpuasa
Menahan haus menahan lapar
Menahan keinginan yang bagaikan kuda liar
Punguti pahala yang bertebaran
Pintu maaf terbuka lebar
Kini tertutup rapat sampai datang giliran
Oh ya Ramadhan kali ini
Terasa cepat sekali
Oh ya Ramadhan kali ini
Sepi dan sedihnya sampai kedalam tulang
Sepi dan sedihnya sampai kedalam tulang
DirahimMu ada ketenangan
Hangat disini dihati ini
Tapi mengapa pergi kami masih rindu
Akhirnya sampai di hari kemenangan
Hari dimana takbir membahana
Hari dimana setan setan dibebaskan
Oh ya bayi bayi yang dilahirkan
Akankah jadi santapan sang setan ?
Oh ya hantu hantu bergentayangan
Mencari jiwa yang dipenuhi dendam
Oh Tuhan tolonglah
Lindungi kami dari kekhilafan
Oh ya Tuhan tolonglah
Ramadhan mengetuk hati
Orang orang yang gila perang
Suara Dari Jalanan
Iwan Fals (1996)
Jangan pernah kau berpikir yang bukan-bukan
Apalagi menuduhku sampah jalanan
Memang benar yang kupakai dekil dan kumal
Bukan berarti aku seorang kriminal
Oh malangnya kamu
Yang menilaiku seperti itu
Oh sok taunya kamu
Pergi saja sana ke ahli jiwa
Matamu sinis memandang sepatu bututku
Bibir mencibir nyindir sambil menghindar
Jangan kau sangka hatiku akan terluka
Hinaanmu membuatku semakin kasihan
Oh usilnya kamu
Yang memandangku seperti itu
Oh kemarilah kamu
Kan kukatakan aku cinta padamu
Duduk yang manis dengarkanlah laguku
Atau ikut menyanyi ikut menyanyi sambil menari
Daripada kau menangis karena frustasi
Lebih baik kau terima niat baikku
Oh suara jalanan meruntuhkan tembok feodal
Oh suara jalanan hanya mengabdi pada hati dan Tuhan
Desir angin dan deru ombak di lautan
Seperti itulah kakiku melangkah
Kisah nelayan dan batu batu karang
Sabar dan setianya jadi pedoman
Oh jangan kata hinaan
Siksa badan Insya Allah tahan
Oh suara dari jalanan
Suara murni untukmu kawan
Semangat Kolaborasi Iwan Fals dengan Burgerkill
Semangat Kolaborasi Iwan Fals dengan Burgerkill Sukseskan Rebel Meet Rebel
Rockmagz.com
– Burgerkill dan musisi legendaris Iwan Fals berkolaborasi sukseskan
Rebel Meet Rebel yang digelar di Lapangan Brigif, Kota Cimahi, Sabtu
(21/12/13) malam lalu. Selain Burgerkill dan Iwan Fals, sederet musisi
ikut memeriahkan acara ini, di antaranya Jasad, Naif, Rosemary,
Outright, dan The Sigit. Walaupun Lapangan Brigif, Kota Cimahi diguyur
hujan dari siang hari tetapi tidak mengurangi antusias para penonton
yang didominasi oleh para anak muda ini.
Selain Rebel Meet Rebel Stage, para
pengunjung pun cukup dipuaskan oleh ‘Floor Activity’ yang terdiri dari
REBEL MARKET, REBEL FOOD, dan COMMUNITY EXHIBITION. Di Rebel Market,
para pengunjung tampak asyik memilih baju-baju musik dari brand-brand
yang didirikan para musisi atau komunitas musik underground. Bahkan, di
Rebel Food pun para pengunjung sangat menikmati sajian kuliner yang juga
merupakan kreasi dari para musisi dan komunitas musik underground.
Sementara itu, di Community Exhibition diisi oleh kegiatan dari berbagai
komunitas termasuk fanbase dari sejumlah penampilan REBEL MEET REBEL.
Selain itu, moment tersebut merupakan
‘re-launching’ web terbaru dari www.djarumcoklat.com yang merupakan
sebuah ‘rumah’ bagi para komunitas musik indie. dengan semangat ‘loe gue
friend’ membuat suasana kebersamaan terlihat dari para pendatang.
bahkan ketika Iwan Fals, dan Burgekill memanaskan stage area, aura panas
khas para “pemberontak” membuat suasana hujan dan dingin malam itu
tidak terasa.
“event ini merupakan bentuk apresiasi
kepada dua genre berbeda dan dua generasi berbeda, event ini pun menjadi
sebuah sejarah pertemuan dua musik tersebut,” tutur salah seorang
panitia kepada team ROCKMAGZ.
Lagu pertama yang disajikan Burgerkill
adalah “Age Of Versus”, dilanjut dengan lagu “Under The Scars”, dan
“Suffer To Death”. Tidak lupa lagu dari album ‘Beyond Coma And Despair’,
“Shadow of Sorrow” turut menggetar permukaan arena konser. Vicky
(vokal), Ebenz (gitar), Agung (gitar), Andris (drum), dan Ramdan
(bassis) melanjutkan aksi dengan tiga lagu lainnya Penjara Batin, We
Will Bleed, dan penampilan Burgerkill ditutup dengan penampilan esklusif
seorang Vicky Mono yang menyanyikan salah satu lagu Iwan Fals yang
berjudul “Air Mata Api” sambil memainkan piano. Iwan Fals dan Vicky
sajikan kolaborasi terbaiknya. Selanjutnya panggung menjadi milik sang
maestro balada Iwan Fals.
Iwan Fals membuka penampilannya dengan
membawakan lagu “Puing”. Alunan harmonika dan petikan gitar khas sang
legendaris tersuguh di lagu selanjutnya “Belum Ada Judul” dan “Bangunlah
Putra Putri Pertiwi”. Di sela-sela lagu, kritikan sosial yang menjadi
identitas Iwan tidak henti disuarakan. Ribuan OI dan Begundal diajak
bergoyang di lagu “Sugalidan Serdadu”. Tak peduli identitas, kedua fans
besar itu berjoged bersama mengiringi hentakkan yang beraroma country.
Begitupun dengan lagu selanjutnya “Ibu” para fans itu bernyanyi bersama.
“Yang Tersendiri”, “Nyanyian Jiwa”, dan “Angkuh” satu per satu
dibawakan sebelum kembali berkolaborasi.
Sebuah moment yang ditunggu tunggu
adalah giliran Iwan Fals yang membawakan lagu Burgerkill yang berjudul
“Tiga Titik Hitam”. Meskipun lagu tersebut penuh dengan teriakan, tak
membuat Iwan takut. Bersama vokalis Burgerkill, Iwan beradu teriakan.
Begitupun dengan dua lagu selanjutnya “Battles Session” dan “Atur Aku”.
Dan sebagai penutup lagu “Bongkar” disajikan oleh Iwan Fals dan
Burgerkill secara emosional. Lirik yang menggambarkan kondisi
pemerintahan yang korup saat ini, seakan menghadirkan sebuah energi
“pemberontak” yang bertemu “pemberontak”. Rebel Meet Rebel.
Makna dari lagu lagunya Iwan Fals
10 Momen Tak Terlupakan Bersama Lagu-Lagu Iwan Fals
1. Guru Oemar Bakri
Gara-gara lagu ini ane lebih memilih undur diri dari tawuran semasa SMA.
Ane merasa sia-sia ikut tawuran cuma untuk masalah yang tidak jelas.
Belum lagi kalau dapat bonus benjut untuk membela sesuatu yang konyol.
Lagu Iwan Fals ini juga yang bikin ane jadi tahu bahwa ada tas yang
terbuat dari kulit buaya.
Lirik Lagu Iwan Fals Oemar Bakri
2. Sore Tugu Pancoran
Lagu ini membuat ane jadi tahu kalau ada yang namanya ‘Tugu Pancoran’ di
Jakarta. Dulunya ane kira cuma sekedar judul saja. Dan dengan lagu
inilah pertama kali ane belajar main gitar dari seseorang yang sukarela
memberi kursus gratis main gitar.
Lirik Lagu Iwan Fals Sore Tugu Pancoran
3. Ethiopia
Suatu hari ditahun 90-an ane datangi sebuah toko buku terkemuka di
Surabaya dan toko tersebut memutar album ini berulang kali. Seminggu
kemudian ane kembali ke toko buku yang sama dan disana juga masih
memutar album ini. Begitu terus berkali-kali setiap kesitu selalu lagu
Iwan Fals dari album ini yang disetel, mungkin cuma kaset album Ethiopia
yang mereka punya. Akhirnya toko buku tersebut selalu jadi pilihan ane
belanja atau cuma numpang baca buku. Sekarang tokonya sudah pindah dan
cuma sering nyetel lagu-lagu top terkini.
Album Iwan Fals Ethiopia
4. Lonteku
Karena lagu ini ane jadi tahu apa arti judul tersebut. Sebelumnya ane
yang saat itu masih lucu-lucunya tidak tahu artinya dan menganggap itu
sebuah panggilan saja seperti babe, say, honey, dsb. Ceritanya saat itu
ane diomeli sodara-sodara yang kebetulan berkunjung ke rumah, waktu itu
lagi asik nyetel lagu ini keras-keras. Hasilnya volume dikecilkan dan
diberi penjelasan mengenai arti judul tersebut. Setelah itu ane jadi
malu-malu untuk nyetel lagu ini lagi.
Lirik Lagu Iwan Fals Lonteku
5. Buku Ini Aku Pinjam
Lagu Iwan Fals ini memberi ane inspirasi untuk melakukan hal yang sama
dengan bagian akhir liriknya. Saat coba mendekati teman sekolah
perempuan yang ane taksir, sejuta cara takut dilakukan. Beruntung lagu
ini memberi ide brillian. Ane pinjam buku cewek itu dan saat
mengembalikannya sudah tertulis rapi segudang kata rayuan dilembaran
belakang bukunya. Hasilnya.. si cewek ngomel-ngomel.. hahaha.
Lirik Lagu Iwan Fals Buku Ini Aku Pinjam
6. Belum Ada Judul
Saat jaman sekolah dulu seorang kawan menulis penuh lirik lagu ini
diatas meja kelas dengan tipp-ex. Waktu itu ane terpesona sebab kawan
itu tampangnya biasa saja tapi bisa bikin puisi yang keren. Belakangan
ane baru tahu kalau itu lirik lagu Iwan Fals. Gara-gara tulisan itulah
ane jadi tau kalau saat itu Iwan Fals baru saja mengeluarkan album Belum
Ada Judul dan langsung aja ane beli kasetnya.
Lirik Lagu Iwan Fals Belum Ada Judul
7. Pesawat Tempurku
Waktu jaman kuliah di Surabaya, kampus ane ngadain pentas musik. Ane
ikut berpartisipasi dan bikin band dadakan. Kita semua bingung pilih
lagu apa buat ditampilkan, dan ane usulkan lagu-lagunya Iwan Fals.
Awalnya ditolak karena dianggap kurang familiar, tapi ane tetap ngotot
pakai lagu Iwan. Dan Pesawat Tempur berhasil jadi salah satu pilihan
yang kita mainkan. Hasilnya, penonton ikut bergoyang dan mendapat
applaus meriah sampai kita diminta panitia membawakan lagu itu untuk
kedua kalinya. Harap diingat, saat itu lagu Iwan Fals hampir tidak
pernah dilirik anak band kampus untuk dinyanyikan pada acara sejenis.
Kalah keren dengan lagu-lagu barat katanya.
Lirik Lagu Iwan Fals Pesawat Tempurku
8. Ibu
Ini memang lagu fenomenal Iwan Fals. Ketika bersitegang dengan ibu,
selanjutnya yang muncul di ane hanyalah perasaan menyesal. Tentu sedih
waktu itu, ane merasa bersalah banget. Apalagi setelahnya ibu cuma diam
tanpa senyum dan tidak mau menyapa apalagi ngajak bicara. Coba ane
samperin dan meminta maaf, tapi ibu rupanya sudah terlalu jengkel sama
anaknya sehingga saat itu menganggap ane tidak ada. Lalu teringat lagu
Ibu dari Iwan Fals ini. Coba ketik ulang liriknya, lalu di print dengan
sedikit hiasan dan dibingkai sebisanya. Lalu ane letakkan disamping ibu
yang sedang tertidur. Ane tungguin terus diluar kamarnya sampai ibu
terbangun. Perlahan terdengar suara ibu ane dari dalam kamar. Ane ketuk
pintunya dan benar, ibu ane sedang membaca lirik tersebut sambil
meneteskan air mata. Dan akhirnya kita saling bermaafan.
Lirik Lagu Iwan Fals Ibu
9. Nak
Saat punya anak pertama, ane sesekali menyanyikan lagu ini disamping si
bayi. Kebetulan juga anak ane laki-laki jadi cocok banget dengan lirik
lagunya. Dan ketika sekarang dia sudah masuk sekolah dasar, ane kaget.
Bocah itu diam-diam suka menyanyikan lagu ini meski liriknya sedikit
ngawur namun nadanya benar. Padahal sudah sekian tahun ane tidak pernah
menyanyikan atau memutar lagu Nak ini didepannya.
Lirik Lagu Iwan Fals Nak
10. Tanam Siram Tanam
Dulunya ane tidak ambil pusing dengan tanaman. Namun sejak lagu ini ane
dapatkan sebelum masuk kedalam album Keseimbangan, pandangan ane tentang
tanaman berubah total. Kalau ente sekarang mampir ke tempat ane,
mungkin halaman sudah kayak hutan, dan kalau beruntung bisa kenalan
sambil main karambol dengan Tarzan disana, hehehe. Hampir disetiap
bagian kebun tertanam pohon dan disekitarnya berderet pot bunga. Ane
juga sering mengumpulkan biji buah-buahan yang biasanya dibuang,
biji-bijian itu lalu ane tanam. Ada yang mati dan ada pula yang tumbuh
subur. Ternyata asik lho berkebun, dan memang menanam pohon lalu melihat
dia tumbuh berkembang itu menyenangkan.
Lirik Lagu Iwan Fals Tanam Siram Tanam
Naaahhh.... itulah 10 momen ‘unforgettable’ bersama lagu-lagu Iwan Fals
yang pernah mampir di kehidupan ane. Tentu masih banyak lagi, tapi kalau
kebanyakan diketik ntar males bacanya... hehehe. Bagaimana dengan ente?
Punya momen tak terlupakan dengan lagu-lagu Iwan Fals? Silahkan share
disini, siapa tahu pengalaman ente bisa memberi inspirasi sobat-sobat
pembaca yang lainnya....
(sb – iwanfalsmania.com)
iwanfalsmania.com 100% Iwan Fals
6 Lagu populer Iwan Flas bertema tragrdi
Iwan Fals siapa yang tak megenal beliau, sosok yang fenomenal nan
karismatik dan legenda musik Indonesia. Musisi yang bernama lengkap
Virgiawan Listianto ini sangat terkenal dengan lagu-lagu bernuansa
kritik-sosial, tak jarang karena kritikannya pencipta lagu Bongkar ini
sempat mendapat pencekalan dari pemerintah, terutama pemerntah jaman
order baru. Namun tak hanya pandai menuliskan lagu yang bertema kritikan
terhadap pemerintah saja, iwan fals pun banyak menuliskan lagu yang
bertemakan Tragedi baik kecelakan lalu lintas maupun bencana alam.
Berikut adalah 6 lagu populer Iwan Fals yang betemakan Traedi.
1. Iwan Fals - 1910(1910, 1988)
Lagu yang mengisahkan tentang tragedi kecelakaan kereta api yang terjadi pada tahun 1987 ini, menjadi inspirasi oleh Iwan Fals. Lagu ini ada pada album 1910 sama dengan judul lagu andalan di album ini. Album 1910 merupakan kependekan dari tanggal 19 bulan 10 tepat dimana peristiwa tabrakan kereta api itu terjadi.
Lirik:
Apakabar kereta yang terkapar di senin pagi
Di gerbongmu ratusan orang yang mati
Hancurkan mimpi bawa kisah
Air mata air mata
1. Iwan Fals - 1910(1910, 1988)
Lagu yang mengisahkan tentang tragedi kecelakaan kereta api yang terjadi pada tahun 1987 ini, menjadi inspirasi oleh Iwan Fals. Lagu ini ada pada album 1910 sama dengan judul lagu andalan di album ini. Album 1910 merupakan kependekan dari tanggal 19 bulan 10 tepat dimana peristiwa tabrakan kereta api itu terjadi.
Lirik:
Apakabar kereta yang terkapar di senin pagi
Di gerbongmu ratusan orang yang mati
Hancurkan mimpi bawa kisah
Air mata air mata
Belum usai peluit belum habis putaran roda
Aku dengar jerit dari Bintaro
Satu lagi catatan sejarah
Air mata air mata
Aku dengar jerit dari Bintaro
Satu lagi catatan sejarah
Air mata air mata
Berdarahkan tuan yang duduk di belakang meja
Atau cukup hanya ucapkan belasungkawa aku bosan
Lalu terangkat semua beban dipundak
Semudah itukah luka-luka terobati
Nusantara tangismu terdengar lagi
Nusantara derita bila terhenti
Bilakah bilakah
Sembilan belas oktober tanah Jakarta
berwarna merah
Meninggalkan tanya yang tak terjawab
Bangkai kereta lemparkan amarah
Air mata air mata
O o o o o o o o o
Nusantara langitmu saksi kelabu
Nusantara terdengar lagi tangismu
Ho ho ho
Nusantara kau simpan kisah kereta
Nusantara kabarkan marah sang duka
Saudaraku pergilah dengan tenang
Sebab luka sudah tak lagi panjang
2. Iwan Fals - Celoteh Camar Tolol Dan Cemar(Sumbang, 1983)
Lagu ini mengisahkan tentang tragedi terbakarnya kapal laut Tampomas yang menewaskan ratusan orang. Dalam lagu ini Iwan Fals juga menuliskan kritikan akan lambatnya pertolongan yang datang dan menyebabkan makin banyak lagi korban yang berjatuhan.
Lirik:
Api menjalar dari sebuah kapal
Jerit ketakutan
Keras melebihi gemuruh gelombang
Yang datang
Sejuta lumba lumba mengawasi cemas
Risau camar membawa kabar
Tampomas terbakar
Risau camar memberi salam
Tampomas Dua tenggelam
Asap kematian
Dan bau daging terbakar
Terus menggelepar dalam ingatan
Hatiku rasa
Bukan takdir tuhan
Karena aku yakin itu tak mungkin
Korbankan ratusan jiwa
Mereka yang belum tentu berdosa
Korbankan ratusan jiwa
Demi peringatan manusia
Korbankan ratusan jiwa
Mereka yang belum tentu berdosa
Korbankan ratusan jiwa
Demi peringatan manusia
Bukan bukan itu
Aku rasa kita pun tahu
Petaka terjadi
Karena salah kita sendiri
Datangnya pertolongan
Yang sangat diharapkan
Bagai rindukan bulan
Lamban engkau pahlawan
Celoteh sang camar
Bermacam alasan
Tak mau kami dengar
Di pelupuk mata hanya terlihat
Jilat api dan jerit penumpang kapal
Tampomas sebuah kapal bekas
Tampomas terbakar di laut lepas
Tampomas tuh penumpang terjun bebas
Tampomas beli lewat jalur culas
Tampomas hati siapa yang tak panas
Tampomas kasus ini wajib tuntas
Tampomas koran koran seperti amblas
Tampomas pahlawanmu kurang tangkas
Tampomas cukup tamat bilang naas
3. Iwan Fals - Ethiopia(Ethiopia, 1986)
Lagu yang bercerita tentang kelaparan yang terjadi pada negara miskin Ethiopia yang banyak menelan korban. Ini adalah salah satu lagu yang bercerita bencana diluar negeri sendiri, mungkin ini sebagai pembuktian bahwa musik tak mengenal batas negara atau agama dan rasa kemanusiaan dari Iwan Fals.
Lirik:
Dengar rintihan berjuta kepala
Waktu lapar menggila
Hamparan manusia tunggu mati
Nyawa tak ada arti
Kering kerontang meradang
Entah sampai kapan
Datang tikam nurani
Selaksa do'a penjuru dunia
Mengapa tak robah bencana
Menjerit Afrika mengerang Ethiopia
Ethiopia Ethiopia Ethiopia Ethiopia
Ethiopia Ethiopia Ethiopia Ethiopia
Derap langkah sang penggali kubur
Angkat yang mati dengan kelingking
Parade murka bocah petaka
Tak akan lenyap kian menggema
Nafas orang-orang disana
Merobek telinga telanjangi kita
Lalat-lalat berdansa cha cha cha
Berebut makan dengan mereka
Tangis bayi ditetek ibunya
Keringkan airmata dunia
Obrolan kita dimeja makan
Tentang mereka yang kelaparan
Lihat sekarat dilayar Tv
Antar kita pergi ke alam mimpi
Ethiopia Ethiopia Ethiopia Ethiopia
Ethiopia Ethiopia Ethiopia Ethiopia
Disana terlihat ribuan burung nazar
Terbang disisi iga-iga yang keluar
Jutaan orang memaki takdirnya
Jutaan orang mengutuk nasibnya
Jutaan marah....jutaan marah
Tak bisa berbuat apa-apa
Setiap detik selalu saja ada yang merintih
Setiap menit selalu saja ada yang mengerang
Aku dengar jeritan dari sisni...aku dengar
Aku dengar tangismu dari sini...aku dengar
Namun aku hanya bisa mendengar
Aku hanya bisa sedih
Hitam kulitmu sehitam nasibmu kawan
Waktu kita asik makan waktu kita asik minum
Mereka haus..........mereka lapar
Mereka lapar...mereka lapar
4. Iwan Fals - Para Tentara(Manusia Setengah Dewa, 2004)
Lagu yang berceritakan kekejaman para tentara. Dalam lagu ini jelas terlihat kritikan Iwan Fals terhadap militerisme yang sudah mendarah daging di kalangan militer.
Lirik:
Para tentara jangan pukul kami
Kami tak kuat menahan rasa sakit
Kami disini atas dasar nurani
Atas dasar akal sehat kami yang terus
menjerit
Ingin berbuat
Para tentara jangan siksa teman kami
Kami tak kuat untuk membayangkan
semuanya
Kami disini karena kami tahu
Mana baik mana buruk benar dan salah
Percayalah
Para tentara kamu kan manusia
Bukan robot apalagi boneka
Para tentara kamu kan beragama
Punya tuhan setidaknya punya cinta
Mengertilah
Para tentara nasib kita sama
Sama sama keras sama sama cadas
Kami mengerti kalau kamu mau mengerti
Karena hati sudah terlanjur tersiksa
Bijaksanalah
Para tentara tidakkah kau melihat
Media massa berlumuran darah
Para tentara tidakkah kau merasa
Kami muak dengan kekerasan
Oh ya berhentilah
Yang kamu banggakan
Hancur sudah
Sia sia senjatamu yang menakutkan
Sia sia kemenangan yang kau raih
Gelombang cinta gelombang kesadaran
Merobek langit yang mendung
Menyongsong hari esok yang lebih baik
Gelombang cinta gelombang kesadaran
Merobek langit yang mendung
Menyongsong hari esok yang lebih bai
Atau cukup hanya ucapkan belasungkawa aku bosan
Lalu terangkat semua beban dipundak
Semudah itukah luka-luka terobati
Nusantara tangismu terdengar lagi
Nusantara derita bila terhenti
Bilakah bilakah
Sembilan belas oktober tanah Jakarta
berwarna merah
Meninggalkan tanya yang tak terjawab
Bangkai kereta lemparkan amarah
Air mata air mata
O o o o o o o o o
Nusantara langitmu saksi kelabu
Nusantara terdengar lagi tangismu
Ho ho ho
Nusantara kau simpan kisah kereta
Nusantara kabarkan marah sang duka
Saudaraku pergilah dengan tenang
Sebab luka sudah tak lagi panjang
2. Iwan Fals - Celoteh Camar Tolol Dan Cemar(Sumbang, 1983)
Lagu ini mengisahkan tentang tragedi terbakarnya kapal laut Tampomas yang menewaskan ratusan orang. Dalam lagu ini Iwan Fals juga menuliskan kritikan akan lambatnya pertolongan yang datang dan menyebabkan makin banyak lagi korban yang berjatuhan.
Lirik:
Api menjalar dari sebuah kapal
Jerit ketakutan
Keras melebihi gemuruh gelombang
Yang datang
Sejuta lumba lumba mengawasi cemas
Risau camar membawa kabar
Tampomas terbakar
Risau camar memberi salam
Tampomas Dua tenggelam
Asap kematian
Dan bau daging terbakar
Terus menggelepar dalam ingatan
Hatiku rasa
Bukan takdir tuhan
Karena aku yakin itu tak mungkin
Korbankan ratusan jiwa
Mereka yang belum tentu berdosa
Korbankan ratusan jiwa
Demi peringatan manusia
Korbankan ratusan jiwa
Mereka yang belum tentu berdosa
Korbankan ratusan jiwa
Demi peringatan manusia
Bukan bukan itu
Aku rasa kita pun tahu
Petaka terjadi
Karena salah kita sendiri
Datangnya pertolongan
Yang sangat diharapkan
Bagai rindukan bulan
Lamban engkau pahlawan
Celoteh sang camar
Bermacam alasan
Tak mau kami dengar
Di pelupuk mata hanya terlihat
Jilat api dan jerit penumpang kapal
Tampomas sebuah kapal bekas
Tampomas terbakar di laut lepas
Tampomas tuh penumpang terjun bebas
Tampomas beli lewat jalur culas
Tampomas hati siapa yang tak panas
Tampomas kasus ini wajib tuntas
Tampomas koran koran seperti amblas
Tampomas pahlawanmu kurang tangkas
Tampomas cukup tamat bilang naas
3. Iwan Fals - Ethiopia(Ethiopia, 1986)
Lagu yang bercerita tentang kelaparan yang terjadi pada negara miskin Ethiopia yang banyak menelan korban. Ini adalah salah satu lagu yang bercerita bencana diluar negeri sendiri, mungkin ini sebagai pembuktian bahwa musik tak mengenal batas negara atau agama dan rasa kemanusiaan dari Iwan Fals.
Lirik:
Dengar rintihan berjuta kepala
Waktu lapar menggila
Hamparan manusia tunggu mati
Nyawa tak ada arti
Kering kerontang meradang
Entah sampai kapan
Datang tikam nurani
Selaksa do'a penjuru dunia
Mengapa tak robah bencana
Menjerit Afrika mengerang Ethiopia
Ethiopia Ethiopia Ethiopia Ethiopia
Ethiopia Ethiopia Ethiopia Ethiopia
Derap langkah sang penggali kubur
Angkat yang mati dengan kelingking
Parade murka bocah petaka
Tak akan lenyap kian menggema
Nafas orang-orang disana
Merobek telinga telanjangi kita
Lalat-lalat berdansa cha cha cha
Berebut makan dengan mereka
Tangis bayi ditetek ibunya
Keringkan airmata dunia
Obrolan kita dimeja makan
Tentang mereka yang kelaparan
Lihat sekarat dilayar Tv
Antar kita pergi ke alam mimpi
Ethiopia Ethiopia Ethiopia Ethiopia
Ethiopia Ethiopia Ethiopia Ethiopia
Disana terlihat ribuan burung nazar
Terbang disisi iga-iga yang keluar
Jutaan orang memaki takdirnya
Jutaan orang mengutuk nasibnya
Jutaan marah....jutaan marah
Tak bisa berbuat apa-apa
Setiap detik selalu saja ada yang merintih
Setiap menit selalu saja ada yang mengerang
Aku dengar jeritan dari sisni...aku dengar
Aku dengar tangismu dari sini...aku dengar
Namun aku hanya bisa mendengar
Aku hanya bisa sedih
Hitam kulitmu sehitam nasibmu kawan
Waktu kita asik makan waktu kita asik minum
Mereka haus..........mereka lapar
Mereka lapar...mereka lapar
4. Iwan Fals - Para Tentara(Manusia Setengah Dewa, 2004)
Lagu yang berceritakan kekejaman para tentara. Dalam lagu ini jelas terlihat kritikan Iwan Fals terhadap militerisme yang sudah mendarah daging di kalangan militer.
Lirik:
Para tentara jangan pukul kami
Kami tak kuat menahan rasa sakit
Kami disini atas dasar nurani
Atas dasar akal sehat kami yang terus
menjerit
Ingin berbuat
Para tentara jangan siksa teman kami
Kami tak kuat untuk membayangkan
semuanya
Kami disini karena kami tahu
Mana baik mana buruk benar dan salah
Percayalah
Para tentara kamu kan manusia
Bukan robot apalagi boneka
Para tentara kamu kan beragama
Punya tuhan setidaknya punya cinta
Mengertilah
Para tentara nasib kita sama
Sama sama keras sama sama cadas
Kami mengerti kalau kamu mau mengerti
Karena hati sudah terlanjur tersiksa
Bijaksanalah
Para tentara tidakkah kau melihat
Media massa berlumuran darah
Para tentara tidakkah kau merasa
Kami muak dengan kekerasan
Oh ya berhentilah
Yang kamu banggakan
Hancur sudah
Sia sia senjatamu yang menakutkan
Sia sia kemenangan yang kau raih
Gelombang cinta gelombang kesadaran
Merobek langit yang mendung
Menyongsong hari esok yang lebih baik
Gelombang cinta gelombang kesadaran
Merobek langit yang mendung
Menyongsong hari esok yang lebih bai
5. Iwan Fals - Puing(Sumbang, 1983)
Lagu yang mengisahkan akan sia-sianya peperanan yang hanya merugikan manusianya itu sendiri, terlebih lagi orang yang tak berdosa atau rakyat sipil. Hanya tinggal bau amis mayat, kelaparan serta kehilangan sanak-saudara setelah peperanagn berakhir. Di lagu ini Iwan Fals juga meyampaikan pesan bahwa kecangihan teknologi seharusnya bukan untuk menghancurkan dan membunuh orang.
Lirik:
Puing berserakan di segenap penjuru
Bekas pertempuran
Bau amis darah sisa asap mesiu
Sesak nafasku
Mayat-mayat bergeletakan
Tak terkubur dengan layak
Dan burung-burung bangkai menatap liar
Dan burung-burung bangkai berdansa senang
Di ujung sana banyak orang kelaparan
Ujung lainnya, wabah busung menyerang
Di sudut sana banyak orang kehilangan
Sudut lainnya bayi bertanya bimbang:
mama kapan ayah pulang?
mama sebab apa perang?
Mayat-mayat bergeletakan
Tak terkubur dengan layak
Dan burung-burung bangkai menatap liar
Dan burung-burung bangkai berdansa senang
Banyak jatuh korban
Dari mereka yang tak mengerti apa-apa
Suara tangis terdengar dari bekas reruntuhan
Seorang ibu muda yang baru melahirkan
Lama meratapi sesosok tubuh mayat
suaminya
Dan burung burung bangkai menatap liar
Dan burung-burung bangkai berdansa senang
Tinggi peradaban teknologi berkembang
Senjata hebat terciptakan
Sarana pembantaian semakin bisa
diwujudkan
Oh, mengerikan..........
Berhentilah...
Jangan salah gunakan
Kehebatan ilmu pengetahuan untuk
menghancurkan.....
Dan burung burung bangkai menatap liar
Dan burung-burung bangkai berdansa senang
6. Iwan Fals - Tolong Dengar Tuhan(Sugali, 1984)
Lagu ini bercerita tentang keresahan para pengungsi yang diakibatkan oleh meletusnya gunung Galunggung. dalam lagu ini Iwan Fals lebih mengkritik atau lebih tepat bertanya tentang keadilan kepada Tuhan yang memberikan cobaan kepada warga desa sekitar gunung Galunggung yang menurutnya hidup tak manja beda dengan warga ibukota.
Lirik:
Oh Tuhan
Apakah kau dengar?
Jerit umatmu
Diselah tebalnya debu
Oh Tuhan
Adakah kau murung?
Melihat beribu wajah berkabung
Disisa gelegar Galunggung
Oh Tuhan
Tamatkan saja
Cerita pembantaian orang desa
Yang jelas hidup tak manja
Oh Tuhan
Katanya engkau maha bijaksana
Tolong Galunggung pindahkan ke kota
Dimana tempat segala macam dosa
Berat beban kau datangkan
Pada mereka disana
Cela apa nista apa
Hingga engkau begitu murka
Sungguh ku tak mengerti
Hingar tangis karena adabmu
Setiap detik duka berpadu
Semakin keras jerit tak puas
Dari mereka yang resah bertanya
Adilkah keputusanmu?
Acap kali rintih memaki
Setiap duka tuding Ilahi
Jangan salahkan kecewa kami
Bosan dalam irama takdirmu
Walau ku tak terganggu
Bukankah kau maha tahu
Pengasih penyayang
Namun mengapa selalu saja
Itu hanya cerita
Oh Tuhan Tolong hentikan
Oh Tuhan Dengar rintihan
Amuk lahar yang datang hanguskan bumi
Tinggalkan arang penghuni desa pergi
Gemuruh batu hancurkan saudaraku
Ulurkan tangan bantulah sesamamu
Tuhan Salah apakah mereka?
Lagu yang mengisahkan akan sia-sianya peperanan yang hanya merugikan manusianya itu sendiri, terlebih lagi orang yang tak berdosa atau rakyat sipil. Hanya tinggal bau amis mayat, kelaparan serta kehilangan sanak-saudara setelah peperanagn berakhir. Di lagu ini Iwan Fals juga meyampaikan pesan bahwa kecangihan teknologi seharusnya bukan untuk menghancurkan dan membunuh orang.
Lirik:
Puing berserakan di segenap penjuru
Bekas pertempuran
Bau amis darah sisa asap mesiu
Sesak nafasku
Mayat-mayat bergeletakan
Tak terkubur dengan layak
Dan burung-burung bangkai menatap liar
Dan burung-burung bangkai berdansa senang
Di ujung sana banyak orang kelaparan
Ujung lainnya, wabah busung menyerang
Di sudut sana banyak orang kehilangan
Sudut lainnya bayi bertanya bimbang:
mama kapan ayah pulang?
mama sebab apa perang?
Mayat-mayat bergeletakan
Tak terkubur dengan layak
Dan burung-burung bangkai menatap liar
Dan burung-burung bangkai berdansa senang
Banyak jatuh korban
Dari mereka yang tak mengerti apa-apa
Suara tangis terdengar dari bekas reruntuhan
Seorang ibu muda yang baru melahirkan
Lama meratapi sesosok tubuh mayat
suaminya
Dan burung burung bangkai menatap liar
Dan burung-burung bangkai berdansa senang
Tinggi peradaban teknologi berkembang
Senjata hebat terciptakan
Sarana pembantaian semakin bisa
diwujudkan
Oh, mengerikan..........
Berhentilah...
Jangan salah gunakan
Kehebatan ilmu pengetahuan untuk
menghancurkan.....
Dan burung burung bangkai menatap liar
Dan burung-burung bangkai berdansa senang
6. Iwan Fals - Tolong Dengar Tuhan(Sugali, 1984)
Lagu ini bercerita tentang keresahan para pengungsi yang diakibatkan oleh meletusnya gunung Galunggung. dalam lagu ini Iwan Fals lebih mengkritik atau lebih tepat bertanya tentang keadilan kepada Tuhan yang memberikan cobaan kepada warga desa sekitar gunung Galunggung yang menurutnya hidup tak manja beda dengan warga ibukota.
Lirik:
Oh Tuhan
Apakah kau dengar?
Jerit umatmu
Diselah tebalnya debu
Oh Tuhan
Adakah kau murung?
Melihat beribu wajah berkabung
Disisa gelegar Galunggung
Oh Tuhan
Tamatkan saja
Cerita pembantaian orang desa
Yang jelas hidup tak manja
Oh Tuhan
Katanya engkau maha bijaksana
Tolong Galunggung pindahkan ke kota
Dimana tempat segala macam dosa
Berat beban kau datangkan
Pada mereka disana
Cela apa nista apa
Hingga engkau begitu murka
Sungguh ku tak mengerti
Hingar tangis karena adabmu
Setiap detik duka berpadu
Semakin keras jerit tak puas
Dari mereka yang resah bertanya
Adilkah keputusanmu?
Acap kali rintih memaki
Setiap duka tuding Ilahi
Jangan salahkan kecewa kami
Bosan dalam irama takdirmu
Walau ku tak terganggu
Bukankah kau maha tahu
Pengasih penyayang
Namun mengapa selalu saja
Itu hanya cerita
Oh Tuhan Tolong hentikan
Oh Tuhan Dengar rintihan
Amuk lahar yang datang hanguskan bumi
Tinggalkan arang penghuni desa pergi
Gemuruh batu hancurkan saudaraku
Ulurkan tangan bantulah sesamamu
Tuhan Salah apakah mereka?
Sejarah Tentang Iwan Fals Dan Logo Oi
Iwan Fals yang bernama lengkap Virgiawan
Listanto (lahir 3 September 1961 di Jakarta) adalah seorang penyanyi
beraliran balada yang menjadi salah satu legenda hidup di Indonesia.
Lewat lagu-lagunya, ia ‘memotret’ suasana
sosial kehidupan Indonesia (terutama Jakarta) di akhir tahun 1970-an
hingga sekarang. Kritik atas perilaku sekelompok orang (seperti Wakil
Rakyat, Tante Lisa), empati bagi kelompok marginal (misalnya Siang
Seberang Istana, Lonteku), atau bencana besar yang melanda Indonesia
(atau kadang-kadang di luar Indonesia, seperti Ethiopia) mendominasi
tema lagu-lagu yang dibawakannya. Iwan Fals tidak hanya menyanyikan lagu
ciptaannya tetapi juga sejumlah pencipta lain.
Iwan yang juga sempat aktif di kegiatan
olahraga, pernah meraih gelar Juara II Karate Tingkat Nasional, Juara IV
Karate Tingkat Nasional 1989, sempat masuk pelatnas dan melatih karate
di kampusnya, STP (Sekolah Tinggi Publisistik). Iwan juga sempat menjadi
kolumnis di beberapa tabloid olah raga.
Kharisma seorang Iwan Fals sangat besar.
Dia sangat dipuja oleh kaum ‘akar rumput’. Kesederhanaannya menjadi
panutan para penggemarnya yang tersebar diseluruh nusantara. Para
penggemar fanatik Iwan Fals bahkan mendirikan sebuah yayasan pada
tanggal 16 Agustus 1999 yang disebut Yayasan Orang Indonesia atau biasa
dikenal dengan seruan Oi. Yayasan ini mewadahi aktivitas para penggemar
Iwan Fals. Hingga
Masa kecil Iwan Fals dihabiskan di Bandung, kemudian ikut saudaranya di Jeddah, Arab Saudi selama 8 bulan. Bakat musiknya makin terasah ketika ia berusia 13 tahun, di mana Iwan banyak menghabiskan waktunya dengan mengamen di Bandung. Bermain gitar dilakukannya sejak masih muda bahkan ia mengamen untuk melatih kemampuannya bergitar dan mencipta lagu. Ketika di SMP, Iwan menjadi gitaris dalama paduan suara sekolah.
Masa kecil Iwan Fals dihabiskan di Bandung, kemudian ikut saudaranya di Jeddah, Arab Saudi selama 8 bulan. Bakat musiknya makin terasah ketika ia berusia 13 tahun, di mana Iwan banyak menghabiskan waktunya dengan mengamen di Bandung. Bermain gitar dilakukannya sejak masih muda bahkan ia mengamen untuk melatih kemampuannya bergitar dan mencipta lagu. Ketika di SMP, Iwan menjadi gitaris dalama paduan suara sekolah.
Selanjutnya, datang ajakan untuk mengadu
nasib di Jakarta dari seorang produser. Ia lalu menjual sepeda motornya
untuk biaya membuat master. Iwan rekaman album pertama bersama
rekan-rekannya, Toto Gunarto, Helmi, Bambang Bule yang tergabung dalam
Amburadul, namun album tersebut gagal di pasaran dan Iwan kembali
menjalani profesi sebagai pengamen. Album ini sekarang menjadi buruan
para kolektor serta fans fanatik Iwan Fals.
Setelah dapat juara di festival musik
country, Iwan ikut festival lagu humor. Arwah Setiawan (almarhum),
lagu-lagu humor milik Iwan sempat direkam bersama Pepeng, Krisna, Nana
Krip dan diproduksi oleh ABC Records, tapi juga gagal dan hanya
dikonsumsi oleh kalangan tertentu saja. Sampai akhirnya, perjalanan Iwan
bekerja sama dengan Musica Studio. Sebelum ke Musica, Iwan sudah
rekaman sekitar 4-5 album. Di Musica, barulah lagu-lagu Iwan digarap
lebih serius. Album Sarjana Muda, misalnya, musiknya ditangani oleh
Willy Soemantri.
Iwan tetap menjalani profesinya sebagai
pengamen. Ia mengamen dengan mendatangi rumah ke rumah, kadang di Pasar
Kaget atau Blok M. Album Sarjana Muda ternyata banyak diminati dan Iwan
mulai mendapatkan berbagai tawaran untuk bernyanyi. Ia kemudian sempat
masuk televisi setelah tahun 1987. Saat acara Manasuka Siaran Niaga
disiarkan di TVRI, lagu Oemar Bakri sempat ditayangkan di TVRI. Ketika
anak kedua Iwan, Cikal lahir tahun 1985, kegiatan mengamen langsung
dihentikan.
Selama Orde Baru, banyak jadwal acara
konser Iwan yang dilarang dan dibatalkan oleh aparat pemerintah, karena
lirik-lirik lagunya dianggap dapat memancing kerusuhan. Pada awal
karirnya, Iwan Fals banyak membuat lagu yang bertema kritikan pada
pemerintah. Beberapa lagu itu bahkan bisa dikategorikan terlalu keras
pada masanya, sehingga perusahaan rekaman yang memayungi Iwan Fals
enggan atau lebih tepatnya tidak berani memasukkan lagu-lagu tersebut
dalam album untuk dijual bebas. Belakangan Iwan Fals juga mengakui kalau
pada saat itu dia sendiri juga tidak tertarik untuk memasukkan
lagu-lagu ini ke dalam album.[rujukan?]
Rekaman lagu-lagu yang tidak dipasarkan
tersebut kemudian sempat diputar di sebuah stasiun radio yang sekarang
sudah tidak mengudara lagi. Iwan Fals juga pernah menyanyikan lagu-lagu
tersebut dalam beberapa konser musik, yang mengakibatkan dia berulang
kali harus berurusan dengan pihak keamanan dengan alasan lirik lagu yang
dinyanyikan dapat mengganggu stabilitas negara.[rujukan?] Beberapa
konser musiknya pada tahun 80-an juga sempat disabotase dengan cara
memadamkan aliran listrik dan pernah juga dibubarkan secara paksa hanya
karena Iwan Fals membawakan lirik lagu yang menyindir penguasa saat itu.
Pada bulan April tahun 1984 Iwan Fals
harus berurusan dengan aparat keamanan dan sempat ditahan dan
diinterogasi selama 2 minggu gara-gara menyanyikan lirik lagu Demokrasi
Nasi dan Pola Sederhana juga Mbak Tini pada sebuah konser di Pekanbaru.
Sejak kejadian itu, Iwan Fals dan keluarganya sering mendapatkan
teror.[rujukan?] Hanya segelintir fans fanatik Iwan Fals yang masih
menyimpan rekaman lagu-lagu ini, dan sekarang menjadi koleksi yang
sangat berharga.
Saat bergabung dengan kelompok SWAMI dan
merilis album bertajuk SWAMI pada 1989, nama Iwan semakin meroket dengan
mencetak hits Bento dan Bongkar yang sangat fenomenal. Perjalanan karir
Iwan Fals terus menanjak ketika dia bergabung dengan Kantata Takwa pada
1990 yang didukung penuh oleh pengusaha Setiawan Djodi. Konser-konser
Kantata Takwa saat itu sampai sekarang dianggap sebagai konser musik
yang terbesar dan termegah sepanjang sejarah musik Indonesia.[rujukan?]
Setelah kontrak dengan SWAMI yang
menghasilkan dua album (SWAMI dan SWAMI II) berakhir, dan disela Kantata
(yang menghasilkan Kantata Takwa dan Kantata Samsara), Iwan Fals masih
meluncurkan album-album solo maupun bersama kelompok seperti album Dalbo
yang dikerjakan bersama sebagian mantan personil SWAMI.
Sejak meluncurnya album Suara Hati pada
2002, Iwan Fals telah memiliki kelompok musisi pengiring yang tetap dan
selalu menyertai dalam setiap pengerjaan album maupun konser.
Menariknya, dalam seluruh alat musik yang digunakan baik oleh Iwan fals
maupun bandnya pada setiap penampilan di depan publik tidak pernah
terlihat merek maupun logo. Seluruh identitas tersebut selalu ditutupi
atau dihilangkan. Pada panggung yang menjadi dunianya, Iwan Fals tidak
pernah mengizinkan ada logo atau tulisan sponsor terpampang untuk
menjaga idealismenya yang tidak mau dianggap menjadi wakil dari produk
tertentu.[rujukan?]
Keluarga
Iwan lahir dari Lies (ibu) dan mempunyai
ayah tiri Haryoso (almarhum). Iwan menikahi Rosanna (Mbak Yos) dan
mempunyai anak Galang Rambu Anarki (almarhum), Annisa Cikal Rambu Basae,
dan Rayya Rambu Robbani.
Galang mengikuti jejak ayahnya terjun di
bidang musik. Walaupun demikian, musik yang ia bawakan berbeda dengan
yang telah menjadi trade mark ayahnya. Galang kemudian menjadi gitaris
kelompok Bunga dan sempat merilis satu album perdana menjelang
kematiannya.
Nama Galang juga dijadikan salah satu
lagu Iwan, berjudul Galang Rambu Anarki pada album Opini, yang bercerita
tentang kegelisahan orang tua menghadapi kenaikan harga-harga barang
sebagai imbas dari kenaikan harga BBM pada awal tahun 1981 yaitu pada
hari kelahiran Galang (1 Januari 1981).
Nama Cikal sebagai putri kedua juga
diabadikan sebagai judul album dan judul lagu Iwan Fals yang terbit
tahun 1991. Sebelumnya Cikal juga pernah dibuatkan lagu dengan judul
Anissa pada tahun 1986. Rencananya lagu ini dimasukkan dalam album Aku
Sayang Kamu, namun dibatalkan. Lirik lagu ini cukup kritis sehingga
perusahaan rekaman batal menyertakannya. Pada cover album Aku Sayang
Kamu terutama cetakan awal, pada bagian penata musik masih tertulis kata
Anissa.
Galang Rambu Anarki meninggal pada bulan
April 1997 secara mendadak yang membuat aktivitas bermusik Iwan Fals
sempat vakum selama beberapa tahun. Galang dimakamkan di pekarangan
rumah Iwan Fals di desa Leuwinanggung, Cimanggis, Depok Jawa Barat.
Sepeninggal Galang, Iwan sering menyibukkan diri dengan melukis dan
berlatih bela diri.(
Pada tahun 2002 Iwan mulai aktif lagi
membuat album setelah sekian lama menyendiri dengan munculnya album
Suara Hati yang di dalamnya terdapat lagu Hadapi Saja yang bercerita
tentang kematian Galang Rambu Anarki. Pada lagu ini istri Iwan Fals
(Yos) juga ikut menyumbangkan suaranya.
Sejak meninggalnya Galang Rambu Anarki,
warna dan gaya bermusik Iwan Fals terasa berbeda. Dia tidak segarang dan
seliar dahulu. Lirik-lirik lagunya terkesan lebih dewasa dan
puitis.[rujukan?] Iwan Fals juga lebih banyak membawakan lagu-lagu
bertema cinta baik karangannya sendiri maupun dari orang lain.
Pada tanggal 22 Januari 2003, Iwan Fals
dianugrahi seorang anak lelaki yang diberi nama Rayya Rambu Robbani.
Kelahiran putra ketiganya ini seakan menjadi pengganti almarhum Galang
Rambu Anarki dan banyak memberi inspirasi dalam dunia musik seorang Iwan
Fals.[rujukan?]
Di luar musik dan lirik, penampilan Iwan
Fals juga berubah total. Saat putra pertamanya meninggal dunia Iwan Fals
mencukur habis rambut panjangnya hingga gundul. Sekarang dia
berpenampilan lebih bersahaja, rambut berpotongan rapi disisir juga
kumis dan jenggot yang dihilangkan. Dari sisi pakaian, dia lebih sering
menggunakan kemeja yang dimasukkan pada setiap kesempatan tampil di
depan publik, sangat jauh berbeda dengan penampilannya dahulu yang lebih
sering memakai kaus oblong bahkan bertelanjang dada dengan rambut
panjang tidak teratur dan kumis tebal.
Peranan istrinya juga menjadi penting
sejak putra pertamanya tiada. Rossana menjadi manajer pribadi Iwan Fals
yang mengatur segala jadwal kegiatan dan kontrak. Dengan adanya Iwan
Fals Manajemen (IFM), Fals lebih profesional dalam berkarir.
SEJARAH LOGO Oi dan PROFIL PEMBUATNYA
Logo dan bendera Oi
telah menjadi magis. Tak hanya dalam konser Iwan Fals, bahkan bendera Oi
seringkali berkibar-kibar dengan perkasa di saat konser penyanyi lain.
Logo Oi sudah menjadi identitas bagi mereka yang mencintai karya-karya
Iwan Fals, juga bagi mereka yang menjadikan kesenian sebagai salah satu
sarana untuk memaknai kehidupan, untuk menemukan makna kehidupan.
Logo Oi memiliki format standar. Dalam
beberapa kesempatan sering ditemui logo Oi yang tidak standar. Format
standar logo Oi dapat diklik pada gambar logo Oi untuk memperbesar.
Lantas bagaimana sejarah logo Oi hingga tercipta? Siapa sebenarnya pembuatnya? Berikut paparannya.
SEJARAH LOGO Oi
Lomba Desain Logo Oi yang diselenggarakan
oleh Yayasan Orang Indonesia (YOI) diikuti ratusan peserta Silaturahmi
Nasional Oi 1999 di Desa Leuwinanggung No 19, Cimanggis, Depok, Jawa
Barat (Kediaman Iwan Fals) pada hari Minggu (15/8/1999) dan Senin
(16/8/1999). Setiap peserta maksimal membawa 2 buah karya logo Oi.
Dalam Lomba Desain Logo Oi terpilih 2
Logo Oi karya HiO Ariyanto dari Oi Bento House Solo sebagai Juara I dan
II. Penentuan pemenang Lomba Logo Oi sebagai Juara I dan II ditentukan
oleh para peserta Peserta Silaturahmi Nasional Oi 1999 melalui polling
dan pemilihan oleh semua peserta Silaturahmi Nasional Oi 1999.
Logo Oi karya HiO Ariyanto yang mendapat
Juara I, mulai 16 Agustus 1999 (bertepatan dengan Hari Jadi Oi)
dipergunakan sebagai logo resmi Organisasi Penggemar Iwan Fals atau
biasa disebut Oi. Selain itu, dalam Silaturahmi Nasional Oi 1999 Lagu
“Oi” karya Digo Dzulkifli dari Oi Bandung terpilih sebagai Pemenang
Lomba Cipta Lagu Mars Oi. Dan ditetapkan sebagai Lagu Mars Oi.
Lima Lagu Legendaris Iwan Fals
Beberapa bulan belakangan , isu publik figur yang terjun ke ranah
politik semakin menyeruak hingga menjadi santapan hangat di berbagai
media televisi, cetak danonline. Dari mulai sosok musisi
legendaris yang ingin menjadi calon Presiden, hingga artis senior yang
dipasangkan sebagai calon Wakil Gubernur.
Di tengah hingar bingar publik figur yang berpacu ingin meraih jabatan tertentu, saya jadi teringat dengan sosok legendaris yang sudah berkarya sejak dekade 1970-an, Iwan Fals. Ya, pria kelahiran 3 September 1961 ini seakan tidak terpengaruh untuk terjun ke dunia politik, meski beberapa musisi seangkatannya banyak yang sudah menjadi elit beberapa partai politik.
Mungkin karena sering mendapat tekanan saat manggung di era 1980-an hingga awal 1990-an, membuat penyanyi kharismatik ini mempunyai stigma negatif dengan yang namanya politik. Padahal, saat pemilu 2004 lalu, konon ada beberapa calon Presiden yang pernah menawarinya untuk duduk sebagai Menteri. Namun, “godaan” itu, tohtetap membuatnya bergeming.
Hingga kini, musisi bernama asli Virgiawan Listanto tersebut, tetap asyik dengan dunianya sebagai seniman di bidang musik. Sebagai salah satu penggemarnya, saya pernah memimpikan Iwan Fals untuk menjadi Presiden yang diusung rakyat secara independen.
Kendati hal itu hampir mustahil, karena hingga kini belum adanya undang-undang untuk calon Presiden dari perorangan -berbeda dengan calon Gubernur- membuat impian saya tinggal menjadi impian belaka. Sebab, saya yakin pelantun hit Bongkar danBento ini sangat cocok bila suatu hari menjabat sebagai seorang pemimpin.
Pasalnya, meski belum ada satupun partai yang mengusungnya, namun pria yang pernah dijadikan cover majalah bergengsi, Time Asia, merupakan musisi dengan penggemar terbanyak di Indonesia. Tidak kurang dari puluhan juta Oi (Orang Indonesia) -julukan untuk penggemarnya- yang tentu akan mendukungnya untuk menduduki kursi nomor satu di Indonesia. Apalagi, jika menilik lagu-lagu yang dinyanyikan beliau, sangat cocok diterapkan dalam pemerintahan…
Di kantong safarimu kami titipkan
Masa depan kami dan negeri ini
Dari Sabang
Sampai Merauke
Saudara dipilih bukan dilotere
Meski kami tak kenal siapa saudara
Kami tak sudi memilih para juara
Juara diam, juara he’eh, juara ha ha ha…
Bagi rakyat Indonesia, hampir seluruhnya mengenal lirik dari album berjudul Wakil Rakyat ini. Lagu yang dirilis tahun 1987 itu, menjadi salah satu “Tembang Wajib” yang dibawakan Iwan Fals di setiap konsernya. Sebenarnya, lagu ini sangat sederhana dibanding beberapa lagu lainnya di album yang meledak jelang pemilu ke-4 di masa orde baru.
Namun, dibalik kesederhanaan lagu ini, terdapat lirik yang sangat dalam, bahkan sangat menyayat bagi yang mendengarnya. Terutama di bait terakhir yang mencerminkan bobroknya wakil rakyat kita yang tidak berubah sejak 25 tahun lalu hingga kini….
Untukmu yang duduk sambil diskusi
Untukmu yang biasa bersafari
Di sana
Di gedung DPR
Di hati dan lidahmu kami berharap
Suara kami tolong dengar lalu sampaikan
Jangan ragu jangan takut karang menghadang
Bicaralah yang lantang jangan hanya diam
Wakil rakyat seharusnya merakyat
Jangan tidur waktu sidang soal rakyat
Wakil rakyat bukan paduan suara
Hanya tahu nyanyian lagu setuju…
Kucing-kucing yang kerjanya molor
Tak ingat tikus kantor datang menteror
Cerdik licik tikus bertingkah tengik
Mungkin karena sang kucing pura-pura mendelik
Lagu satire yang terdapat dalam album Ethiopia ini, sangat pas menggambarkan buruknya kinerja birokrasi dalam negeri kita. Mereka yang pintar dalam pemerintahan hanya “bisa bekerja” saat didatangi atasannya. Beruntung, di DKI Jakarta, kebobrokan itu sudah mulai menghilang seiring usaha dan kerja keras dari Gubernur Joko Widodo dan Wakil Gubernur Basuki Tjahya.
Hanya, usaha duet berinisial JB ini, hanya terbatas dalam lingkup Jakarta, alias belum menyeluruh ke nusantara. Untuk itu, saya dan jutaan rakyat Indonesia lainnya tentu berharap pada 2014 mendatang, ada sosok “teladan” yang bisa membenahi birokrat-birokrat yang sering korupsi di negeri ini seperti yang dituangkan dalam lirik tahun 1986 tersebut.
Serdadu baktimu kami tunggu
Tolong kantongi tampang serammu
Serdadu rabalah dada kami
Gunakan hati jangan pakai belati
Serdadu jangan mau disuap
Tanah ini jelas meratap
Serdadu jangan lemah syahwat
Ibu pertiwi tak sudi melihat
Gonjang-ganjing antara aparat Kepolisian dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), kini kembali menghangat setelah era cicak vs Buaya, 2009 silam. Entah siapa yang salah dan benar, kemungkinan keduanya benar meski egonya sama-sama tinggi, membuat rakyat sudah jenuh.
Dalam lagu Serdadu yang dimuat di album Sugali, menggambarkan betapa saat itu jutaan rakyat Indonesia sangat berharap peran aparat berwenang mampu mengayomi dan melindungi rakyatnya. Hanya, impian tinggal impian, karena sejak lagu itu keluar tahun 1984 hingga kini, elite penjaga ketertiban masyarakat justru saling bertikai.
Umpan bergizi, titah bapak menteri
Apakah sudah terbukti
Bila saja masih ada buruknya kabar burung
Tentang jatah prajurit yang dikentit
Lantang suaramu otot kawat tulang besi
Susu, telur, kacang ijo, extra gizi
Runtuh dan tegaknya keadilan negeri ini
Serdadu harus tahun pasti
Belum usai peluit belum habis putaran roda
Aku dengar jerit dari Bintaro
Satu lagi catatan sejarah
Air mata
Sembilan belas Oktober
Tanah Jakarta berwarna merah
Meninggalkan tanya yang tak terjawab
Bangkai kereta lemparkan amarah
Tahun 2012 ini, rakyat Indonesia kembali dihantui tragedi kecelakaan yang merenggut banyak korban jiwa. Mulai dari pesawat Sukhoi, tabrakan kereta, kapal tenggelam, hingga bus dan angkutan darat lainnya. Ironisnya, beberapa kecelakaan tersebut tidak menyentuh sama sekali dari pihak yang bersangkutan. Seolah, setelah memberi bantuan dan asuransi, masalah menjadi selesai.
Keniscayaan ini persis seperti yang disuarakan Iwan Fals di album 1910, usai terjadi tabrakan kereta di Bintaro, Jakarta Selatan, pada 19 Oktober 1987. Tragedi yang merenggut ratusan jiwa itu, menjadi salah satu peristiwa memilukan bagi rakyat Indonesia. Namun, setelah 24 tahun berlalu, ironisnya ternyata masih banyak tragedi seperti itu yang terulang kembali.
Berdarahkan tuan
Yang duduk di belakang meja
Atau cukup ucapkan bela sungkawa
Aku bosan…
Lelaki kecil usia belasan
Rokok di tangan depan kedai tuak
Di sela gurau tiga temannya
Di atas koran asyik main domino
Di lokalisasi pinggiran kota
Yang nama dosa mungkin tak bicara
Neraka poster indah kamar remang
Engkau lahir lelaki kecil yang malang
Masalah pelik menyangkut kenakalan anak dan remaja, telah disuarakan dengan lantang oleh Iwan Fals dalam lirik Gali Gongli. Lagu yang termuat di album Aku Sayang Kamu, menggambarkan betapa kerasnya kehidupan anak jalanan yang ironisnya harus menjadi tanggungan negara, berdasarkan UUD pasal 34.
Hanya, undang-undang tinggalah semboyan belaka. Sebab, jangankan mengurus anak terlantar, bahkan mengurus diri sendiri saja elite pemerintahan masih sulit. Untuk itu, pada tahun 1986, Iwan Fals sudah menyentil pemerintah, betapa pentingnya untuk mengurusi anak dan remaja di jalanan, agar dididik sebagai generasi penerus yang sangat berguna.
Gali gongli bocah karbitan
Besar dari belaian ribuan bapak
Gali gongli anak rembulan
Hidup dari bibir yang iklankan tubuh mulus ibunya
Lelaki kecil usia belasan
Usai berjudi pagi habis subuh
Kembali ia ditelan sepi
Entah esok apalagi hari depan
Di tengah hingar bingar publik figur yang berpacu ingin meraih jabatan tertentu, saya jadi teringat dengan sosok legendaris yang sudah berkarya sejak dekade 1970-an, Iwan Fals. Ya, pria kelahiran 3 September 1961 ini seakan tidak terpengaruh untuk terjun ke dunia politik, meski beberapa musisi seangkatannya banyak yang sudah menjadi elit beberapa partai politik.
Mungkin karena sering mendapat tekanan saat manggung di era 1980-an hingga awal 1990-an, membuat penyanyi kharismatik ini mempunyai stigma negatif dengan yang namanya politik. Padahal, saat pemilu 2004 lalu, konon ada beberapa calon Presiden yang pernah menawarinya untuk duduk sebagai Menteri. Namun, “godaan” itu, tohtetap membuatnya bergeming.
Hingga kini, musisi bernama asli Virgiawan Listanto tersebut, tetap asyik dengan dunianya sebagai seniman di bidang musik. Sebagai salah satu penggemarnya, saya pernah memimpikan Iwan Fals untuk menjadi Presiden yang diusung rakyat secara independen.
Kendati hal itu hampir mustahil, karena hingga kini belum adanya undang-undang untuk calon Presiden dari perorangan -berbeda dengan calon Gubernur- membuat impian saya tinggal menjadi impian belaka. Sebab, saya yakin pelantun hit Bongkar danBento ini sangat cocok bila suatu hari menjabat sebagai seorang pemimpin.
Pasalnya, meski belum ada satupun partai yang mengusungnya, namun pria yang pernah dijadikan cover majalah bergengsi, Time Asia, merupakan musisi dengan penggemar terbanyak di Indonesia. Tidak kurang dari puluhan juta Oi (Orang Indonesia) -julukan untuk penggemarnya- yang tentu akan mendukungnya untuk menduduki kursi nomor satu di Indonesia. Apalagi, jika menilik lagu-lagu yang dinyanyikan beliau, sangat cocok diterapkan dalam pemerintahan…
* * *
1. Surat Buat Wakil RakyatDi kantong safarimu kami titipkan
Masa depan kami dan negeri ini
Dari Sabang
Sampai Merauke
Saudara dipilih bukan dilotere
Meski kami tak kenal siapa saudara
Kami tak sudi memilih para juara
Juara diam, juara he’eh, juara ha ha ha…
Bagi rakyat Indonesia, hampir seluruhnya mengenal lirik dari album berjudul Wakil Rakyat ini. Lagu yang dirilis tahun 1987 itu, menjadi salah satu “Tembang Wajib” yang dibawakan Iwan Fals di setiap konsernya. Sebenarnya, lagu ini sangat sederhana dibanding beberapa lagu lainnya di album yang meledak jelang pemilu ke-4 di masa orde baru.
Namun, dibalik kesederhanaan lagu ini, terdapat lirik yang sangat dalam, bahkan sangat menyayat bagi yang mendengarnya. Terutama di bait terakhir yang mencerminkan bobroknya wakil rakyat kita yang tidak berubah sejak 25 tahun lalu hingga kini….
Untukmu yang duduk sambil diskusi
Untukmu yang biasa bersafari
Di sana
Di gedung DPR
Di hati dan lidahmu kami berharap
Suara kami tolong dengar lalu sampaikan
Jangan ragu jangan takut karang menghadang
Bicaralah yang lantang jangan hanya diam
Wakil rakyat seharusnya merakyat
Jangan tidur waktu sidang soal rakyat
Wakil rakyat bukan paduan suara
Hanya tahu nyanyian lagu setuju…
* * *
2. Tikus-tikus KantorKucing-kucing yang kerjanya molor
Tak ingat tikus kantor datang menteror
Cerdik licik tikus bertingkah tengik
Mungkin karena sang kucing pura-pura mendelik
Lagu satire yang terdapat dalam album Ethiopia ini, sangat pas menggambarkan buruknya kinerja birokrasi dalam negeri kita. Mereka yang pintar dalam pemerintahan hanya “bisa bekerja” saat didatangi atasannya. Beruntung, di DKI Jakarta, kebobrokan itu sudah mulai menghilang seiring usaha dan kerja keras dari Gubernur Joko Widodo dan Wakil Gubernur Basuki Tjahya.
Hanya, usaha duet berinisial JB ini, hanya terbatas dalam lingkup Jakarta, alias belum menyeluruh ke nusantara. Untuk itu, saya dan jutaan rakyat Indonesia lainnya tentu berharap pada 2014 mendatang, ada sosok “teladan” yang bisa membenahi birokrat-birokrat yang sering korupsi di negeri ini seperti yang dituangkan dalam lirik tahun 1986 tersebut.
* * *
3. SerdaduSerdadu baktimu kami tunggu
Tolong kantongi tampang serammu
Serdadu rabalah dada kami
Gunakan hati jangan pakai belati
Serdadu jangan mau disuap
Tanah ini jelas meratap
Serdadu jangan lemah syahwat
Ibu pertiwi tak sudi melihat
Gonjang-ganjing antara aparat Kepolisian dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), kini kembali menghangat setelah era cicak vs Buaya, 2009 silam. Entah siapa yang salah dan benar, kemungkinan keduanya benar meski egonya sama-sama tinggi, membuat rakyat sudah jenuh.
Dalam lagu Serdadu yang dimuat di album Sugali, menggambarkan betapa saat itu jutaan rakyat Indonesia sangat berharap peran aparat berwenang mampu mengayomi dan melindungi rakyatnya. Hanya, impian tinggal impian, karena sejak lagu itu keluar tahun 1984 hingga kini, elite penjaga ketertiban masyarakat justru saling bertikai.
Umpan bergizi, titah bapak menteri
Apakah sudah terbukti
Bila saja masih ada buruknya kabar burung
Tentang jatah prajurit yang dikentit
Lantang suaramu otot kawat tulang besi
Susu, telur, kacang ijo, extra gizi
Runtuh dan tegaknya keadilan negeri ini
Serdadu harus tahun pasti
* * *
4. 1910Belum usai peluit belum habis putaran roda
Aku dengar jerit dari Bintaro
Satu lagi catatan sejarah
Air mata
Sembilan belas Oktober
Tanah Jakarta berwarna merah
Meninggalkan tanya yang tak terjawab
Bangkai kereta lemparkan amarah
Tahun 2012 ini, rakyat Indonesia kembali dihantui tragedi kecelakaan yang merenggut banyak korban jiwa. Mulai dari pesawat Sukhoi, tabrakan kereta, kapal tenggelam, hingga bus dan angkutan darat lainnya. Ironisnya, beberapa kecelakaan tersebut tidak menyentuh sama sekali dari pihak yang bersangkutan. Seolah, setelah memberi bantuan dan asuransi, masalah menjadi selesai.
Keniscayaan ini persis seperti yang disuarakan Iwan Fals di album 1910, usai terjadi tabrakan kereta di Bintaro, Jakarta Selatan, pada 19 Oktober 1987. Tragedi yang merenggut ratusan jiwa itu, menjadi salah satu peristiwa memilukan bagi rakyat Indonesia. Namun, setelah 24 tahun berlalu, ironisnya ternyata masih banyak tragedi seperti itu yang terulang kembali.
Berdarahkan tuan
Yang duduk di belakang meja
Atau cukup ucapkan bela sungkawa
Aku bosan…
* * *
5. Gali GongliLelaki kecil usia belasan
Rokok di tangan depan kedai tuak
Di sela gurau tiga temannya
Di atas koran asyik main domino
Di lokalisasi pinggiran kota
Yang nama dosa mungkin tak bicara
Neraka poster indah kamar remang
Engkau lahir lelaki kecil yang malang
Masalah pelik menyangkut kenakalan anak dan remaja, telah disuarakan dengan lantang oleh Iwan Fals dalam lirik Gali Gongli. Lagu yang termuat di album Aku Sayang Kamu, menggambarkan betapa kerasnya kehidupan anak jalanan yang ironisnya harus menjadi tanggungan negara, berdasarkan UUD pasal 34.
Hanya, undang-undang tinggalah semboyan belaka. Sebab, jangankan mengurus anak terlantar, bahkan mengurus diri sendiri saja elite pemerintahan masih sulit. Untuk itu, pada tahun 1986, Iwan Fals sudah menyentil pemerintah, betapa pentingnya untuk mengurusi anak dan remaja di jalanan, agar dididik sebagai generasi penerus yang sangat berguna.
Gali gongli bocah karbitan
Besar dari belaian ribuan bapak
Gali gongli anak rembulan
Hidup dari bibir yang iklankan tubuh mulus ibunya
Lelaki kecil usia belasan
Usai berjudi pagi habis subuh
Kembali ia ditelan sepi
Entah esok apalagi hari depan
10 Album Terbaik Iwan Fals
3
Memilih sebanyak 10 album terbaik dari hampir 40 album karya Iwan Fals sesungguhnya merupakan pekerjaan yang penuh dengan pilihan buah simalakama.Karena karya-karya Iwan Fals nyaris memiliki nilai yang esensial.Temanya pun beragam mulai dari tema gugat,kontemplatif hingga romansa yang memiliki gereget tak sama.Demikian pula dengan penataan musik yang tak pernah stagnan, karena selalu ada pergeseran-pergeseran dalam tekstur musiknya yang dikawal sedemikian banyak pemusik mumpuni negeri ini.Namun pada akhirnya toh saya berupaya untuk memilih 10 album yang bisa merepresentasikan atmosfer musikal Iwan Fals antara sosok seorang penyaksi dan penggugat dari era 80an hingga 2000an.
1.Sarjana Muda ( 1981)
Setelah merilis beberapa album secara impromptu mulai dari album yang berkolaborasi dengan sejumlah juara lawak mahasiswa seperti Canda Dalam Nada dan Canda Dalam Ronda serta album Perjalanan dan 3 Bulan, akhirnya Iwan Fals dipinang Musica Studio’s untuk sebuah album yang jelas benang merah musiknya.Iwan tak lagi memetik gitar sendiri sembari bernyanyi,kini didukung tatanan musik oleh Willy Sumantri disertai line up pemusik mumpuni.Ada penggesek biola jazz Luluk Purwanto hingga maestro Idris Sardi yang menyemaikan permainan biolanya dalam gaya bluegrass di lagu Oemar Bakrie yang kelak menjadi lagu signature Iwan Fals.Di album yang bertajuk Sarjana Muda ini secara tematik Iwan Fals tampak member porsi yang banyak pada tema kritik sosial.Dengan lirik-lirik yang gambling dan lugas,Iwan seperti seorang jurnalis yang memotret berbagai sisi kehidupan.Ada tutur tentang pengangguran,kaum marginal,ketimpangan sosial hingga ode kekaguman terhadap pemimpin bangsa yang hidup dalam kejujuran dan kesederhanaan pada lagu “Bung Hatta”.Juga tentang pengabdian seorang guru yang kerap tersia-siakan dalam “Oemar Bakrie”.Simak liriknya “Tapi mengapa gaji guru Oemar Bakrie seperti dikebiri”.Nilai yang terjuntai sebagai paradoks adalah tema yang digurat Iwan.Walau terkadang Iwan tetap menyusupkan idiom yang menggelitik :
Garuda bukan burung perkutut
Sang saka bukan sandang pembalut
Dan coba kau dengarkan
Pancasila itu bukanlah rumus kode buntut
Yang hanya berisikan harapan
Yang hanya berisikan khayalan
2.Opini (1982)
Banyak yang mulai membanding-bandingkan Iwan Fals dengan sosok penyanyi gugat Amerika Bob Dylan ketika menyimak album “Sarjana Muda” dan “Opini”.Apalagi cover album kedua album tersebut menyiratkan hal tersebut dengan foto Iwan yang tengah memegang harmonika.Seperti tajuk albumnya,Iwan memang ingin memaparkan opininya sebagai sosok seniman musik yang menyaksikan berbagai rentetan peristiwa yang ada disekelilingnya.Iwan memintal beragam peristiwa yang kemudian dibingkai dalam berbagai frasa tema lagu-lagu yang dinyanyikannya.Dalam lagu “Galang Rambu Anarki”, Iwan bertutur tentang kelahiran anak pertamanya dalam potret kebanggaan seorang ayah yang diberi anugerah seorang anak,tapi disuatu sisi harus menghadapi kenyataan hidup yang susah secara ekonomi. :
maafkan kedua orangtuamu
kalau tak mampu beli susu
bbm naik tinggi
susu tak terbeli orang pintar tarik subsidi
anak kami kurang gizi
Lagu-lagu Iwan lainnya di album ini seperti “Isi Rimba Tak Ada Tempat Berpijak lagi”,”Opiniku”,”Tak Biru Lagi Lautku” maupun “Tarjimah dan Problemnya” memang sangat dekat dengan problematika sosial termasuk juga isu lingkungan.Tapi juga mendendangkan sebuah ballad bernuansa pop seperti “Antara Kau,Aku dan Bekas Pacarmu”.
Karya-karya Iwan di album “Opini” maupun “Sarjana Muda” kelak menjadi cetak biru gaya narasi lagu-lagu Iwan Fals .
3.Wakil Rakyat (1987)
Ini adalah album dengan narasi yang sangat menohok dan kena sasaran.Tema yang mungkin pada saat itu,zaman represif, hanya menjadi bisik-bisik lirih dikalangan masyarakat ,oleh Iwan Fals justru tampil lugas membahana dalam lirik lagu yang bisa disebut nyaris tanpa kompromi.Keberanian label Musica Studio’s merilis album ini juga patut diacung jempol.Banyak yang seperti kebakaran jenggot menyimak deretan lirik yang ditoreh Iwan dengan judul “Surat Buat Wakil Rakyat” :
Wakil rakyat seharusnya merakyat
Jangan tidur waktu sidang soal rakyat
Jangan tidur waktu sidang soal rakyat
Wakil rakyat bukan paduan suara
Hanya tahu nyanyian lagu ’setuju’
Sontak album Wakil Rakyat jadi pembicaraan dimana-mana.Pencekalan lagu karya Iwan tersebut di TVRI malah membuat popularitas lagu ini kian merebak terutama saat itu memang tengah menjelang Pemilu.
Sejak menyimak lagu ini saya semakin yakin bahwa sosok Iwan Fals adalah penyanyi gugat Indonesia yang sesungguhnya.Dan seperti album-album sebelumnya Iwan selalu menyusipkan sebuah balada romansa,kali ini judulnya “Mata Indah Bola Pingpong” dengan musik oleh Bagoes A.Ariyanto.Lagu-lagu Iwan yang berpihak ke akar rumput pun selalu ada seperti “Libur Kecil Kaum Kusam”,”PHK” maupun “Potret Panen Mimpi Wereng”
4.1910 (1988)
Seperti halnya Bob Dylan yang memasuki era rock atau going electric pada album Brick It All Back Home di tahun 1965,Iwan Fals tampaknya melakukan hal yang serupa pada album 1910 yang musiknya digarap sepenuhnya oleh Ian Antono gitaris rock dari God Bless.Ian Antono sendiri sebetulnya pernah dilibatkan dalam penggarapan album Iwan terdahulu yaitu “Sumbang” (1983). Namun kali ini Ian Antono terlihat ingin membentuk aura suara Iwan Fals menjadi lebih rock dan tegas.Saya merasakan tekstur suara Iwan Fals mulai berubah di album ini.Ketegasan suara Iwan Fals ditunjang pula dengan arransemen musik yang dracik Ian Antono.Album ini diberi judul 1910 berdasarkan judul lagu karya Iwan “1910” yaitu tentang tragedi kecelakaan tabrakan hebat dua buah kereta api di daerah Pondok Betung, Bintaro, pada tanggal 19 Oktober 1987. Namun ada 2 lagu yang mencuat sebagai hits dari album ini yaitu “Buku Ini Aku Pinjam” dengan gaya country rock ala The Eagles serta “Pesawat Tempurku”.Konon, Iwan melakukan kompromi dengan pihak label untuk menulis lagu seperti “Buku Ini Aku Pinjam” dengan aura pop yang kuat.Toh lagu-lagu bernarasi gugat seperti “Balada Orang-Orang Pedalaman”,”Ada Lagi Yang Mati” hingga “Mimpi Yang Terbeli”. Iwan toh masih bernyanyi dengan geram :
Hari-hari kita berisi hasutan.
Hingga kita tak tau diri sendiri
Melihat anak kecil mencuri mainan.
Yang bergaya tak terjangkau oleh bapaknya yang maling
5.Mata Dewa (1989)
Maecenas Setiawan Djody tertarik dengan sepak terjang Iwan Fals terutama saat menyimak album 1910 yang digarap Ian Antono.Setiawan Djody lalu ikut mendukung pendanaan album yang kemudian didistribusikan secara independen tanpa melalui campur tangan distributor kaset di Harco Glodok yang saat itu memiliki posisi tawar yang kuat dalam bisnis rekaman di negeri ini.Iwan Fals dipertemukan kembali dengan Ian Antono.Takaran rocknya lebih menggelegar dibanding album 1910.Setiawan Djody mengangsur lagu karyanya Mata Dewa, yang konon tercipta saat berselancar di pantai Kuta Bali.Di lagu “Mata Dewa” yang diberi sedikit aura musik Bali itu juga menampilkan suara Setiawan Djody disela-sela suara Iwan Fals.Tak semuanya lagu baru, Iwan menyanyikan kembali lagu-lagunya terdahulu seperti PHK,Puing,Berkacalah Jakarta serta Timur Tengah II yang kini diberi judul baru menjadi “Bakar”.Selain Mata Dewa, ternyata lagu “Nona” yang bernuansa ballad menjadi hits di radio-radio.Perubahan terbesar pada qua-vokal Iwan Fals terdengar jelas pada lagu “Air Mata Api” yang memuntahkan gelegak amarah Iwan Fals dalam meniti nada-nada yang terjal.Intensitas Iwan Fals sebagai vokalis menentukan makna yang ingin disampaikannya lewat lagu tersebut.Kelak saat bergabung dengan Kantata Takwa dan Swami, aura suara Iwan yang garang memberontak seperti itu menjadi kekuatan lagu-lagu yang dinyanyikannya.
Album Mata Dewa ini oleh Setiawan Djody beserta Airo Productions bahkan siap melakukan promosi besar-besaran dengan melakukan Konser 100 Kita di seluruh Indonesia.Namun entah kenapa dengan alasan yang tak jelas,konser berskala mega ini kemudian tidak mendapat izin dari pihak berwajib.Spekulasi pun merebak, ada yang menduga pembatalan konser karena penguasa tak menyukai lagu-lagu protes Iwan Fals,ada juga yang menduga pencekalan konser Iwan Fals ini karena persaingan bisnis.Spekulasi hanya tinggal spekulasi.Namun album Mata Dewa bagi saya merupakan bentuk pencapaian baru lagi dalam perjalanan musik Iwan Fals.
6.Cikal (1991)
Ini adalah album Iwan Fals setelah keberhasilannya ikut mendukung proyek kolosal Kantata Takwa dan Swami antara tahun 1990 – 1991 .Iwan Fals menggunakan putri kedunya Cikal sebagai judul album.Musiknya terdengar lebih dalam.Arransemennya pun terasa lebih advance.Sederet pemusik rock dan jazz dipilih Iwan untuk mendukung albumnya kali ini.Ada Totok Tewel (gitar),Embong Rahardjo (saxophone,flute),Gilang Ramadhan (drums),Cok Rampal (gitar) serta Mates (bass).
Ada sedikit pergeseran dalam cara bertutur Iwan di album ini.Simak lirik “ Untuk Bram” :
Alam semesta.
Menerima perlakuan sia sia.
Diracun jalan napasnya.
Diperkosa kesuburannya
Rayat menilai.
Menerima penderitaan curang.
Digusur jalan hidupnya.
Digoda kemakmurannya.
Di album ini dengan sederet komposisi musik dan pola penulisan lirik yang lebih sastrawi pada akhirnya menjadikan sosok Iwan seperti berada di garis paling depan jauh meninggalkan penggemar-penggemanya.Tak semua orang mampu mencerna lagu-lagu seperti Intro’, ‘Untuk Yani’, ‘Cikal’, ‘Pulang Kerja’, ‘Alam Malam’, ‘Ada’, ‘Untuk Bram’, ‘Cendrawasih’, maupun ‘Proyek 13’,Album bagus ini sayangnya kurang mendapat apresiasi bagi para penikmat musik.
7.Belum Ada Judul (1992)
Entah kenapa setiap menyimak album ini saya selalu tergelitik membanding-bandingkan sosok Iwan Fals dan Bob Dylan singer/songwriter yang disemati sebutan protest singer.Bagi saya,di album ini Iwan Fals tampil paripurna atas namanya sendiri.Iwan adalah singer/songwriter yang menulis lagu sendiri sekaligus menyanyikannya.Posisi semacam ini jelas terasa lebih personal,lebih dalam dan lebih ekspresif. Menariknya lagi, penggarapan album “Belum Ada Judul” ini berlangsung secara live tanpa imbuh rekayasa.Iwan memetik gitar,meniup harmonica dan bernyanyi.Sangat bersahaja tapi memiliki banyak makna.
Simak lirik Coretan Dinding :
Sebab coretan dinding
Adalah pemberontakan kucing hitam
Yang terpojok ditiap tempat sampah, ditiap kota
Cakarnya siap dengan kuku kuku tajam
Matanya menyala mengawasi gerak musuhnya
Musuhnya adalah penindas
Yang menganggap remeh coretan dinding kota
Konon Iwan Fals dibayar sekitar Rp 200 juta oleh Handoko Kusuma dari Harpa Record untuk pengerjaan album yang berisikan lagu-lagu seperti Belum Ada Judul’, ‘Besar Dan Kecil’, ‘Iya Atau Tidak’, ‘Mereka Ada Dijalan’, ‘Potret’, ‘Di Mata Air Tidak Ada Air Mata’, ‘Ikrar’, ‘Aku Disini’, ‘Mencetak Sawah’, ‘Panggilan Dari Gunung’, serta ‘Coretan Dinding’.
Jika ingin menikmati karya Iwan Fals secara total,maka saya sarankan simaklah album ini.
8. Hijau (1992)
Album ini memang agak berbeda dengan album-album Iwan Fals lainnya.Album ini digarap dengan pola jamming dengan menyertakan berbagai pemusik dari kecenderungan bermusik yang tak sama mulai dari Heirrie Buchaery (bass) ,almarhum Jerry Soedianto (gitar) , Cok Rampal (gitar), Bagoes A.Ariyanto (keyboard), Iwang Noorsaid (keyboard), Arie Ayunir (drums) dan Jalu (kendang).Tema musik yang ditorehkan terasa lebih natural dengan semangat impromptu yang kuat.Ketukan kendang Jalu misalnya seolah menulusuri rusuk-rusuk bunyi yang keluar dari bunyi-bunyian keyboards atau dengan petikan gitar Jerry Sudianto yang berbasis rock progresif. Dialog antar pemain lewat instrumentasi masing-masing selanjutnya melebur dalam lirik-lirik yang terasa lebih kontemplatif dan impresif.Terkadang kita menemukan aura musik progresif ,ethno music hingga jazz sekalipun saat menyimak Lagu Satu’, ‘Lagu Dua’, ‘Lagu Tiga’, ‘Lagu Empat’, ‘Lagu Lima’, ‘Lagu Enam’, ‘Hijau’.
Iwan yang sebetulnya telah mempunyai jatidiri musik yang kuat toh ternyata masih menyimpan pelbagai kegelisahan dalam mengejawantahkan musiknya.Ini membuktikan bahwa Iwan Fals selalu terpicu untuk mencari dan mencari.Dan kearifan Iwan tetap termaktub dalam lirik yang ditulisnya :
Berlomba kita dengan sang waktu.
Jenuhkah kita jawab sang waktu.
Bangkitlah kita tunggu sang waktu.
Tenanglah kita menjawab waktu
9.Orang Gila (1994)
Almarhum Billy J Budiardjo yang selama ini kerap mendandani tata musik sejumlah album Ebiet G Ade kali ini diminta menggarap album Iwan bertajuk Orang Gila.Entah kenapa di album ini Iwan kembali mengubah arah musiknya, yang jelas sangat berbeda dengan album Cikal atau Hijau yang saat itu oleh beberapa penikmat karya Iwan Fals dianggap kurang bersahabat.
Musik yang ditata Billy J Budiardjo ini menurut saya terlalu plastis.Bermanis-manis dan cenderung illustrative.Meskipun tak mengurangi estetika penulisan lagu Iwan,namun penyajian kerangka arransemennya tak sesuai dengan karakter Iwan.Menurut saya,saat menyimak album ini Iwan seperti mengenakan busana yang tak sesuai dengan jatidirinya yang sesungguhnya.Sosok Iwan menjadi beda. Walaupun di album ini kita masih merasakan aura Iwan Fals lewat lagu “Satu Satu” atau “Orang Gila”.
Pola penulisan lirik yang tertuang pada lagu-lagu seperti Orang Gila’, ‘Awang Awang’, ‘Satu Satu’, ‘Lagu Cinta’, ‘Doa Dalam Sunyi’, ‘Lingkaran Hening’, ‘Puisi Gelap’, ‘Menunggu Ditimbang Malah Muntah’ masih mutlak gaya Iwan Fals yang tak terbantahkan.
10.Suara Hati (2002)
Munculnya album Suara Hati ini bagi saya seperti bertemu lagi dengan sahabat lama yang terpisah oleh jarak dan waktu.Iwan kembali lagi menggurat karya setelah sekian lama menghilang pasca berpulangnya sang putra tercinta Galang Rambu Anarki pada tahun 1997.Kerinduan terhadap karya-karya Iwan Fals cukup lama memendam.Kesan pertama menyimak isi album ini secara keseluruhan adalah Iwan Fals telah berada di titik yang lebih tenang,berfikir jernih dan menghasilkan karya-karya yang lebih kontemplatif.Iwan banyak mengambil sisi kearifan dalam saripati peristiwa yang terjadi sehari-hari.Mari kita simak lirik lagu “Suara Hati” :
Kau dengarkah orang orang yang menangis?
Sebab hidupnya dipacu nafsu
Kau rasakah sakitnya orang yang terlindas?
Oleh derap sepatu pembangunan
Kau lihatkah pembantaian?
Demi kekuasaan yang secuil
Kau tahukah alam yang kesakitan?
Lalu apa yang akan kau suarakan?
Pola penulisan lirik yang lugas,garang dan menohok secara perlahan mulai terkikis dalam lagu-lagunya.Iwan Fals lebih banyak melakukan permenungan-permenungan , salah satunya termaktub dalam lagu “Untukmu Negeri” :
Air mata darah telah tumpah.
Demi ambisi membangun negeri.
Kalaulah ini pengorbananTentu bukan milik segelintir orang
Belum cukupkah semua ini.
Apakah tidak berartiLihatlah wajah ibu pertiwi.
Pucat letih dan sedihnya berkarat.
Berdoa terus berdoa
Langganan:
Postingan (Atom)